Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Miratel menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 6 triliun tahun ini. Dana capex tersebut bakal digunakan sebagai modal untuk meningkatkan ekosistem menara baik secara organik maupun anorganik.
"Metode ekspansi yang dilakukan masih tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu inorganik dan organik untuk ecosystem tower," ungkap Direktur Investasi Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama kepada Kontan.co.id, Jumat (17/2).
Hendra menerangkan modal ekspansi bersumber dari sisa penggalangan dana IPO serta arus kas operasi yang didapatkan oleh Mitratel selama ini. Namun, dia belum memerinci lebih jauh terkait agenda ekspansi menara di tahun 2023 ini.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) akan Beli 997 Menara Indosat (ISAT), Simak Rekomendasi Sahamnya
Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, MTEL akan membeli 997 menara milik PT Indosat Tbk (ISAT) atau alias Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dengan nilai Rp 1,64 triliun. Pembelian menara ini dinilai dapat memperkuat dan memantapkan posisi MTEL sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Hingga kini, Mitratel tercatat telah memiliki lebih dari 35.000 menara.
Agenda ekspansi Mitratel di sepanjang tahun ini sejalan juga dengan kebutuhan akan menara telekomunikasi yang diperkirakan bakal terus bertambah. Kondisi ini terjadi lantaran beberapa faktor, di antaranya tingkat coverage di luar jawa yang belum maksimal, peningkatan kebutuhan kapasitas 4G serta perkembangan teknologi seperti 5G.
"Mitratel menerapkan strategi-strategi seperti, peningkatan bisnis secara organik (seperti peningkatkan kolokasi dan tenancy ratio), secara berhati-hati dan selektif melakukan peningkatan bisnis secara anorganik, dan mengembangkan peluang-peluang atas pengembangan bisnis seperti fiber, energy as a service, serta edge infra solution dan IoT," kata Hendra.
Hendra menyebut, setiap strategi yang dijalankan merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk memberikan nilai bagi seluruh operator telekomunikasi yang akan memperluas jaringannya dan bagi pemegang saham.
"Baik secara kinerja keuangan dan pertumbuhan bisnis perusahaan," kata dia.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Bakal Beli 997 Menara Indosat (ISAT), Begini Dampaknya Pada Kinerja
Sebagai informasi, Mitratel membukukan kenaikan pendapatan 11,5% secara tahunan menjadi Rp 5,6 triliun pada periode Januari-September 2022. Pada periode sama tahun 2021, realisasi pendapatan MTEL adalah sebesar Rp 5,02 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan sehingga meningkat 18,1% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang naik sebesar 15,7% menjadi Rp 4,4 triliun.
Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1% dan margin laba bersihnya naik 23,4%. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9% menjadi Rp 5,07 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News