Reporter: Agung Hidayat, Ivana Wibisono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sejak 3 Juli 2017 PT Sorini Agro Asia Corporindo (SOBI) resmi tidak terdaftar delisting sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski begitu, SOBI tetap menjadi perusahaan terbuka dan akan tetap menjalankan bisnisnya seperti biasa.
Setelah delisting perusahaan ini akan terus mengembangkan ekspansi di usaha pemanis buatan. Corporate Secretary PT Sorini Agro Asia Corporindo, Edwin Rosadi mengatakan, Sorini Agro baru saja meresmikan pabrik baru di Cikande, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
"Tidak ada hal yang berubah secara signifikan," ujar Edwin saat dihubungi oleh KONTAN, Senin (17/7).
Aksi delisting ini disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya, Sorini Agro tidak dapat memenuhi peraturan BEI no 1A mengenai free float share 50 juta lembar saham dan 7,5% saham dimiliki oleh investor publik. Saham SOBI yang digenggam oleh investor publik sebesar 1,32% sehingga relatif tidak likuid.
Selain itu, semenjak diakuisisi PT Cargill Foods Indonesia (CFI), mayoritas pendanaan SOBI berasal dari PT CFI. Sehingga SOBI tidak bergantung ke bursa saham untuk mendapatkan pendanaan modal lagi. "Setelah tidak terdaftar di BEI, sumber dana seluruhnya berasal dari Cargill," jelas Edwin.
Edwin menjelaskan, saat terdaftar di BEI Sorini Agro merasa tidak optimal karena sahamnya tidak likuid lagi di tahun 2016. Sementara perusahaan ini harus tetap melakukan beragam transaksi di BEI.
Asnan Furinto, Pengamat Pemasaran dari Bina Nusantara (Binus) berpendapat, ada dua hal yang menjadi pertimbangan perusahaan melakukan delisting. Pertama, mungkin listing sudah tidak penting atau malah dianggap membahayakan kondisi usaha. Kedua ialah soal pendanaan yang ternyata tidak perlu dana dari luar lagi karena sudah cukup dari internal.
Sebagai perusahaan yang go public, korporasi tersebut sudah tidak punya kontrol 100% terhadap bisnisnya sendiri. Ditambah perusahaan harus lebih visible di hadapan publik dengan rentetan publikasi kegiatan bisnisnya yang wajib dilakukan perusahaan. "Namun perusahaan dapat keuntungan dengan listing, karena bisa mendapatkan akses modal segar," ujar Asnan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News