kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delta Dunia Makmur mengerek belanja modal 2018


Senin, 13 Agustus 2018 / 08:54 WIB
Delta Dunia Makmur mengerek belanja modal 2018
ILUSTRASI. BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) siap menggenjot ekspansi usaha. Sepanjang 2018, perusahaan jasa pertambangan batubara ini bakal menambah belanja modal atau capital expenditure (capex).

Direktur Keuangan DOID, Eddy Porwanto mengatakan ada kenaikan capex untuk mengakomodasi kontrak baru. "Total perkiraan belanja modal hingga akhir tahun ini sekitar US$ 280 juta sampai US$ 300 juta. Sebagian besar dana belanja modal berasal dari internal cash dan pinjaman perusahaan leasing," kata dia kepada KONTAN, Minggu (12/8).

Sebelumnya, emiten berkode saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 200 juta hingga US$ 225 juta pada 2018.

Eddy mengakui DOID menganggarkan belanja modal cukup besar dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi dan penggantian peralatan. Hingga semester I 2018, DOID telah membelanjakan US$ 155 juta.

Pada tahun ini, DOID menargetkan mampu mendapatkan kontrak hingga US$ 7 miliar. Target itu sudah tercapai hingga semester I-2018. Pada semester kedua, manajemen membidik tiga kontrak baru dan penandatanganan kontrak ini ditargetkan berlangsung pada kuartal III-2018.

Ketiga kontrak itu adalah kontrak Tanah Bumbu Resources senilai US$ 500 juta dengan durasi enam tahun, yakni sejak 2018 hingga 2024. Kemudian kontrak dari PT Angsana Jaya Energi senilai US$ 143 juta. Ini adalah perpanjangan dari kontrak yang berakhir tahun ini dan diperpanjang menjadi tahun 2020 mendatang. Selanjutnya, kontrak Insani Baraperkasa senilai US$ 340 juta dengan durasi hingga 2025.

"Harga batubara saat ini cukup bagus dan diperkirakan bisa bertahan di atas US$ 80 per ton sampai beberapa tahun ke depan. Dengan stabilnya harga batubara, tentu potensi kotrak baru cukup baik,” ungkap Eddy.

Meskipun demikian, dia mengaku fokus utama DOID di paruh kedua tahun ini adalah meningkatkan volume produksi batubara.

"Hal ini agar target yang sudah kami canangkan bisa tercapai. Kami akan fokus dengan meningkatkan utilisasi alat berat kami sehingga operational excellence anak usaha kami, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) bisa menjadi lebih baik," tutur Eddy.

Manajemen DOID mengharapkan, peningkatan produksi dapat mendorong target pendapatan tahun ini sebesar US$ 825 juta hingga US$ 875 juta.

Di semester I-2018, pendapatan bersih DOID mencapai US$ 384,47 juta dan laba bersih US$ 18,2 juta. Jumlah ini naik masing-masing 7% dan 110% year-on-year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×