kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Denmark impor produk pertanian organik Indonesia


Rabu, 01 April 2015 / 13:48 WIB
Denmark impor produk pertanian organik Indonesia
ILUSTRASI. Xi Jinping menegaskan kembali bahwa Tiongkok mendukung upaya Moskow dalam menjaga kedaulatan nasionalnya. Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Denmark rupanya menaruh minat besar akan produk pertanian asal Indonesia. Setelah diundang resmi dalam Pameran Copanhagen Food Fair (CFF) pada Februari lalu. Denmark menyatakan tertarik untuk membeli hasil pertanian organik asal Indonesia sebesar 2 ton sampai 5 ton.

Empat perusahaan asal Indonesia bertandang ke Denmark untuk memperkenalkan produk pertanian organik. Mereka adalah PT Megainovasi Karya Mandiri yang memproduksi Organik Coconut Sugar. Lalu, CV Multi Rempah Sulawesi yang memproduksi sedikitnya enam produk Diantaranya: dengan produk Organik Nutmeg ABCD, Organik Mace, Nutmeg Shrivels, Nutmeg Recondition, Organik Kacang Mete dan Organik Lada Putih.

PT. Henz Co yang memproduksi kopi luwak organik, teh kayu, biji cokelat dan tepung gluten free dari cassava. Terakhir, PT. Mayora yang bekerjasama dengan Tylstrup Kager yang memproduksi permen Kopiko, wafer, biskuit dan kopi instant.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Denmark telah menetapkan ketentuan bahwa 60% produk makanan yang dijual secara umum adalah produk organik. Itu sebabnya, Denmark membuka pintu impor untuk produk organik ke negaranya.

Hasilnya, beberapa perusahaan importer spices Denmark dan Chef Hotel Radison menyatakan tertarik untuk membeli produk pertanian Indonesia dengan volume penawaran awal sebesar 2 ton sampai 5 ton dengan nilai sekitar US$ 20.000 hingga US$ 50.000.

Yusni Emilia Harahap, Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian mengatakan, permintaan akan produk pertanian organik terus menunjukkan trend kenaikan. Meski pasarnya terus bertambah namun petani Indonesia belum semuanya mampu memproduksi hasil pertanian organik. "Ongkos produksinya mahal," tandas Emilia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×