kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Depperin Anggarkan Rp 30 Miliar untuk Revitalisasi Pabrik Gula


Senin, 09 November 2009 / 10:06 WIB
Depperin Anggarkan Rp 30 Miliar untuk Revitalisasi Pabrik Gula


Reporter: Nurmayanti |

JAKARTA. Pemerintah terus mematangkan pelaksanaan program revitalisasi industri gula. Khusus untuk restrukturisasi permesinan pabrik gula, Departemen Perindustrian (Depperin) menganggarkan dana Rp 30 miliar dari total anggaran yang akan digelontorkan pemerintah Rp 1 triliun untuk program revitalisasi industri gula di 2010. Total pembiayaan revitalisasi industri gula itu termasuk untuk on farm atau perkebunan dan off farm atau pabrik gula.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Depperin Ansari Bukhari mengungkapkan, anggaran restrukturisasi mesin tahun depan lebih rendah ketimbang tahun 2009. "Itu karena realisasi penyerapan anggaran di 2009 hanya Rp 30 miliar," kata Ansari, akhir pekan kemarin.

Sekadar mengingatkan, pada 2009 ini pemerintah juga menggelontorkan dana restrukturisasi permesinan pabrik gula senilai Rp 52 miliar. Namun, rupanya hanya sebagian saja yang bisa diserap kalangan pabrik gula.

Toh, menurut Ansari, realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp 30 miliar – dari total anggaran Rp 52 miliar itu – sudah cukup baik. Dari data Depperin, anggaran Rp 30 miliar itu diserap 32 pabrik yang dimiliki enam PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Untuk tahun 2010, Ansari bilang, kriteria pemberian subsidi masih berupa potongan harga pembelian mesin sebesar 10%. Potongan harga ini baru akan diberikan bila mesin yang dibeli merupakan buatan lokal. "Tujuannya untuk mendorong utilisasi industri permesinan dalam negeri yang selama ini memproduksi mesin-mesin untuk industri gula," kata Ansari.

Meski pemain di sektor industri permesinan gula di Indonesia tergolong masih sangat sedikit, Ansari menegaskan, kemampuan produksi mereka telah dapat bersaing dengan produk impor, semisal dari China. Baik dari segi kualitas maupun harga.

Ambil contoh, PT Boma Bisma Indra dan PT Bharata selaku produsen mesin industri gula yang telah mampu menyerap 70% komponen lokal dalam produk buatannya.

Staf Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Colosewoko meminta, dengan keterbatasan anggaran itu maka program restrukturisasi permesinan pada pabrik-pabrik gula harus lebih terarah. "Pemerintah harus memilih pabrik-pabrik mana yang memang paling pantas mendapatkan fasilitas restrukturisasi mesin itu," kata dia.

Sebab, dia menilai anggaran Rp 1 triliun itu sebenarnya sangat minim, apalagi untuk merestrukturisasi permesinan pabrik gula hanya dipatok Rp 30 miliar. "Jauh sekali, sebab untuk pengadaan satu mesin boiler saja sudah Rp 100 miliar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×