kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Desa Mandiri Sapi,Kolaborasi WMPP & Peternak Lokal Tingkatkan Kualitas Sapi Nasional


Selasa, 16 Mei 2023 / 15:30 WIB
Desa Mandiri Sapi,Kolaborasi WMPP & Peternak Lokal Tingkatkan Kualitas Sapi Nasional
ILUSTRASI. Kontan - Widodo Makmur Perkasa Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Daging sapi menjadi salah satu sumber protein yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain untuk menambah massa tubuh, daging sapi biasanya diolah menjadi bermacam jenis makanan seperti rendang, sup, atau gulai.

Meski olahan makanan dari daging sapi beragam, nyatanya hal ini berbanding terbalik dengan jumlah konsumsi daging di Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi daging sapi di Indonesia hanya 0,009 kg per kapita pada tahun 2021. Sedangkan menurut Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,2 kg per kapita, terpaut jauh dari rata-rata dunia sebesar 6,4 kg per kapita.

Tak ayal, kondisi tersebut bisa menjadi pendorong perusahaan livestock, poultry, and meat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi daging sapi. Salah satu perusahaan yang melihat potensi tersebut adalah PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (kode saham:  WMPP). Melalui anak perusahaannya, PT Pasir Tengah berkolaborasi dengan Yayasan Kesatriaan Entrepreneur Indonesia (KEI), WMPP memberikan pendampingan intensif kepada kelompok petani dan peternak melalui program Desa Mandiri Sapi (DMS).

Cattle Breeding & Partnership Manager PT Pasir Tengah Danny Adhi Pratomo menjelaskan, DMS telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sejak diluncurkan pada 2017. Menargetkan masyarakat desa termasuk generasi milenial, program DMS dirancang untuk menciptakan tenaga andal dalam bidang pertanian dan peternakan.

Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 50 orang peternak dan 60 orang petani. Jumlah tersebut didasarkan pada kemampuan rata-rata yang ideal bagi setiap orang anggota. Dari jumlah tersebut, selanjutnya mereka mendapat enam tugas sesuai kelompoknya, yaitu Mitra Breeding (indukan), Mitra Pembesaran, Mitra Penggemukan, Mitra Trading, Budidaya Pakan, dan Budidaya Jagung/Padi/Singkong.

Kemudian, kelompok petani dan peternak tersebut nantinya akan diberi pendampingan intensif. Untuk meningkatkan keahlian teknis dan leadership, mereka juga akan diberikan ruang uji coba serta kepemimpinan dalam pengambilan keputusan dan menyelesaikan permasalahan.

Guna meningkatkan kesejahteraan anggota, program DMS turut menjalin kemitraan strategis bersama pihak swasta dan lembaga keuangan untuk meningkatkan kualitas hidup kelompok petani dan peternak. Untuk itu, DMS menerapkan pendekatan terintegrasi mulai dari breeding, pengolahan limbah, bahan pakan ternak, hingga pemasaran produk.

Berdasarkan wilayahnya, Danny menjelaskan setidaknya ada empat provinsi yang sudah masuk dalam program DMS. “Saat ini program telah berjalan dengan melibatkan petani dan peternak di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur,” kata Danny.

Pola terintegrasi

Pola pertanian dan peternakan yang terintegrasi pada program DMS juga mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi selama pelaksanaan program berlangsung. Namun, sebelum masuk ke dalam sistem pengintegrasian tersebut, kelompok petani atau peternak harus mengikuti proses pendampingan.

Proses pendampingan itu dimulai dengan pelatihan soft skill dan hard skill untuk calon mitra agar memahami proses bisnis dan teknis produksi. Jika dua hal itu terpenuhi, mereka akan mendapat rekomendasi untuk mengakses permodalan lembaga keuangan atau perbankan.

Kemudian, kelompok petani dan peternak akan memulai proses produksi setelah peternak melakukan akad kredit di perbankan. Petugas lapangan dari PT Pasir Tengah akan melakukan pendampingan rutin setiap minggu dengan melakukan visitasi dan analisis risiko terhadap perjalanan produksi, sehingga jika ditemukan kemungkinan risiko terhadap peternak dapat ditangani lebih dini dan menghindari risiko yang lebih besar.

Danny menjelaskan, PT Pasir Tengah akan menjamin ketersediaan stok sapi untuk menjaga ketersediaan bakalan sapi. “PT Pasir Tengah menjamin ketersediaan stok dan pasar untuk peternak sehingga peternak tidak perlu khawatir memperoleh bakalan sapi dan lokasi penjualan,” sambung Danny.

Meski meningkatkan jumlah konsumsi daging sapi cukup menantang, Danny yakin program DMS mampu memberikan harapan. Ia mengaku optimis kolaborasi bersama turut meningkatkan kesejahteraan peternak dan petani di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×