Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi pandemik virus corona (COVID-19), PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) mencoba mendiversifikasi portofolio untuk menopang kinerja perusahaan. Direktur Keuangan DEAL, Nur Hasanah menjelaskan jika pihaknya belum bisa memberikan pernyataan apakah akan merevisi target yang dipasang Perseroan tahun ini atau tidak.
"Kalau untuk revisi target, kami belum bisa memberikan statement di awal. Tetapi tentu korona ini memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan dalam dua bulan terakhir," katanya saat disambangi Kontan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (13/3) lalu.
Baca Juga: Dewata Freight International (DEAL) targetkan top line dan bottom line meningkat
Ia meneruskan, pihaknya terus akan melihat peluang yang terbuka, salah satunya dengan fokus membidik proyek dan pangsa pasar logistik domestik. Hal ini dilakukan karena COVID-19 telah memukul bisnis impor DEAL dari China.
"Hal ini tentu memberi dampak kepada supply chain, sebab banyak barang proyek dari China yang tertahan karena COVID-19," lanjutnya. Selama ini, porsi pendapatan DEAL dari sisi proyek adalah sebesar 60% sampai 70%.
Nur Hasanah berkata pangsa pasar domestik yang bisa dibidik salah satunya adalah tracking. "Pasti ini juga menjadi strategi perusahaan yang bergerak di bidang yang sama," tambahnya.
Baca Juga: Dewata Freight International (DEAL) optimistis akhir kuartal I proyek berjalan semua
Walau terganggu dari sisi proyek bisnis ekspor dan impor, DEAL sendiri masih menjadi transportir girder PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Tak hanya itu, perusahaan logistik yang telah berdiri sejak 1995 ini juga mulai bergerak ke sektor logistik pertambangan atau energi melalui PT Dewata Makmur Bersama. Pembangunan yang telah berjalan sejak 2019 tersebut, berdiri dengan nilai investasi Rp 200 miliar. "Asumsinya, barang tambang ini tidak terlalu terpengaruh oleh efek virus, karena basisnya harga komoditas," lanjutnya.
Tahun ini, DEAL menargetkan bisa mencapai kinerja satu level margin lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019. Sementara itu, pada 2019, pihaknya berharap dapat menembus perolehan Rp200 miliar pada penjualan. Sedangkan pada laba, DEAL berharap bisa berada di kisaran Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News