Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) belum berencana masuk ke bisnis hilir sawit dalam waktu dekat. Emiten minyak sawit mentah dan produk perkayuan tersebut ingin memantapkan kinerja hulunya terlebih dahulu sebelum menjajal bisnis produk turunan sawit.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan, pihaknya baru akan merambah bisnis hilir apabila produksi CPO tahunan perusahaan sudah mendekati sekitar 900.000 ton per tahun. Menurut dia, tahapan skala ekonomi untuk memproduksi produk turunan CPO baru akan tercapai apabila produksi tahunan CPO perusahaan berada di kisaran angka tersebut.
“Jadi rencana DSN (Dharma Satya Nusantara) untuk downstream dari produk CPO, kami akan melakukannya, tapi menunggu terlebih dahulu terjadi economies of scale di sisi upstream,” jelas Andrianto dalam acara paparan publik yang dihelat secara virtual pada Senin (24/8).
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) diperkirakan hanya serap sekitar 70% capex tahun ini
Mengintip realisasi produksi DSNG di beberapa tahun terakhir, volume produksi CPO DSNG tahunan memang masih di bawah angka 900.000 ton. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan tahun 2019, produksi CPO DSNG tercatat baru mencapai 610.050 ton di tahun 2019, meningkat 25% dibanding realisasi produksi CPO perusahaan di tahun 2018 yang hanya mencapai 488.449 ton.
Sementara itu, pada tahun ini, DSNG mengejar target produksi CPO sebanyak 700.000 ton sampai tutup tahun. Hingga akhir Juni 2020 lalu, produksi CPO DSNG telah mencapai 312.109 ton atau setara dengan 44,58% dari target produksi DSNG.
Sementara itu, realisasi produksi inti sawit atau palm kernel (PK) dan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) DSNG masing-masing tercatat sebesar 54.478 ton dan 16.443 ton di enam bulan pertama.
Baca Juga: 2 PKS baru Dharma Satya Nusantara (DSNG) diiharapkan beroperasi komersil Mei 2021
Andrianto tidak merinci produk turunan sawit apa yang kira-kira akan diproduksi apabila DSNG sudah terjun ke bisnis hilir sawit nanti. Namun demikian, ia menyebutkan bahwa dirinya berharap DSNG bisa memaksimalkan kinerja sektor hulu sawit perusahaan agar bisa menjajal bisnis hilir. “Kami harapkan moga-moga dalam waktu 3 sampai 5 tahun ke depan kami akan turun untuk ke downstream,” kata Andrianto.
Sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, DSNG mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,15 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 21,96% bila dibandingkan realisasi total penjualan DSNG periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2,58 triliun.
Sebagian besar penjualan neto DSNG di enam bulan pertama didominasi oleh penjualan segmen operasi industri minyak sawit mentah yang tercatat sebesar Rp 2,65 triliun atau setara dengan 84,33% total penjualan perusahaan di semester pertama tahun ini, sementara sisanya berasal dari penjualan segmen industri produk perkayuan sebesar Rp 493,36 miliar.
Baca Juga: Fokus pada perkembangan Covid-19, tren CPO masih positif
Seiring kenaikan penjualan, laba/jumlah penghasilan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meroket 165,16% yoy dari semula Rp 68,53 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 181,73 miliar pada semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News