Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan kinerja solid hingga kuartal III-2025. Emiten perkebunan dan kehutanan ini berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan dan laba di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo membeberkan, hingga akhir September 2025, DSNG membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 8,9 triliun, naik 25% secara tahunan alias year-on-year (YoY).
Ia bilang lonjakan pendapatan tersebut terutama ditopang oleh segmen kelapa sawit yang memberikan kontribusi sekitar 88% terhadap total pendapatan.
Baca Juga: Laba Bersih Dharma Satya (DSNG) Melonjak 80% di Semester I-2025, Ditopang Kinerja CPO
Sejalan dengan itu, DSNG mencatat laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun di periode Januari-September 2025. Realisasi tersebut meningkat 51% YoY.
“Kenaikan laba didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit serta efisiensi operasional di seluruh lini bisnis,” ujar Andrianto dalam keterangan resminya, Jumat (24/10/2025).
Pendapatan dari segmen kelapa sawit tercatat sebesar Rp 7,8 triliun dalam periode ini, naik 27,8% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan ASP untuk semua produk utama, yakni CPO naik 16,3%, Palm Kernel 80,5%, dan PKO 82,8%. Volume penjualan pun meningkat sekitar 5% YoY.
Kemudian, produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 1,6 juta ton atau naik 4% YoY, dengan produksi CPO naik 3,9% YoY. Andrianto menyebut produksi tetap terjaga dengan Free Fatty Acid (FFA) stabil di 3% dan Oil Extraction Rate (OER) di 23,37%.
Tak hanya itu, pendapatan segmen produk kayu juga tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp 948,8 miliar, didorong oleh peningkatan volume penjualan panel 9,9% dan engineered flooring 3,2%.
Manajemen mencatat permintaan global mulai membaik, meskipun masih dipengaruhi faktor eksternal seperti tarif perdagangan Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara Buka Program EIFFEL Trainee 2025, Siapkan Pemimpin Masa Depan
Sementara itu, pendapatan dari segmen energi terbarukan tercatat sebesar Rp 148,9 miliar, turun 8,3% YoY. Penurunan ini disebabkan oleh fluktuasi permintaan biomassa di pasar Jepang yang berdampak pada volume dan harga jual.
Sejak awal tahun, DSNG juga mulai mengoperasikan secara komersial produk wood pellet, yang telah menjual sekitar 13.700 ton dengan harga rata-rata US$ 120 per ton. Produk ini memberikan tambahan kontribusi terhadap segmen energi terbarukan.
Per 30 September 2025, total aset DSNG tercatat sebesar Rp 17,2 triliun, turun tipis 1% YoY akibat penggunaan kas untuk pembayaran dividen dan pelunasan obligasi yang jatuh tempo pada Juli lalu.
Total liabilitas menurun 17% YoY, sejalan dengan strategi deleveraging melalui pelunasan pinjaman lebih awal.
Sementara itu, total ekuitas meningkat 11% YoY menjadi Rp 10,9 triliun, mencerminkan kinerja laba yang kuat serta kebijakan pengelolaan modal yang konservatif.
Atas konsistensi kinerjanya, DSNG kembali masuk dalam daftar Forbes Asia’s 200 Under a Billion 2025, yang memuat 200 perusahaan publik di Asia Pasifik dengan pendapatan di bawah US$1 miliar dan pertumbuhan berkelanjutan.
“Pengakuan ini menjadi dorongan bagi DSNG untuk terus memperkuat tata kelola, efisiensi, serta tanggung jawab lingkungan di seluruh kegiatan usaha,” tutup Andrianto.
Selanjutnya: Kembali Bullish, IHSG Sentuh Level Tertinggi 8.351 pada Jumat Pagi (24/10)
Menarik Dibaca: Kembali Bullish, IHSG Sentuh Level Tertinggi 8.351 pada Jumat Pagi (24/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













