kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di 2014, Produksi Jagung 31,3 Juta Ton


Kamis, 30 Juli 2009 / 07:52 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah menargetkan produksi jagung nasional pada 2014 bisa mencapai 31,3 juta ton. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada jagung impor.

"Peningkatan sekitar 80% dalam lima tahun tidak terlalu muluk, mengingat kebutuhan pangan naik 10% per tahun," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Maxdeyul Sola, Rabu (29/7). Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, produksi jagung nasional di 2008 mencapai 16,3 juta ton. Target produksi 2009 sebesar 17 juta ton atau naik 4,3% dari 2008.

Untuk mencapai target itu, Pemerintah akan memperluas lahan jagung hibrida sekitar 30% dengan memakai lahan jagung biasa yang ada saat ini. Dari total luas lahan jagung hibrida itu, 20%-nya akan ditanami jagung hibrida super. Untuk mendukung program ini, pemerintah menyiapkan program bantuan bibit jagung hibrida bagi para petani senilai sekitar Rp 100 miliar.

Pemerintah juga akan memperluas lahan penanaman jagung nasional hingga 0,5 juta hektare. Target produksi jagung dari areal perluasan itu di 2014 sebesar 2,5 juta ton. Sementara target produksi jagung hibrida 17,6 juta ton, komposit 3,2 juta ton, dan jagung hibrida super 8 juta ton.

Para pengusaha menyambut baik rencana ini. Sebab, mereka menilai selama ini Pemerintah kurang memperhatikan komoditas jagung.

Hanya, pengusaha meminta Pemerintah melakukan beberapa langkah tambahan. Ketua Dewan Jagung Nasional Fadel Muhamad meminta Pemerintah menetapkan harga dasar jagung. Jadi ketika harga turun, petani tidak merugi.

Untuk menjaga stabilitas harga jagung, juga harus ada lembaga yang mengatur alur keluar-masuk komoditas ke pasar. "Bulog bisa diberi tugas menampung dan memasarkan," papar Fadel.

Ketua Umum Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini juga meminta Pemerintah mempersiapkan mekanisme melindungi harga jagung. Ia menilai, kini banyak kebijakan Pemerintah pusat dan daerah yang tidak sinkron. Misalnya kebijakan pungutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×