kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah optimistis masih dapat investasi migas


Selasa, 24 November 2020 / 13:00 WIB
Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah optimistis masih dapat investasi migas
ILUSTRASI. Menteri ESDM?Arifin Tasrif (kiri) berbincang dengan Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa (tengah) dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis masih mampu menarik investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) kendati di tengah tekanan pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, kondisi industri migas saat ini tertekan karena harga minyak yang belum pulih serta dampak pandemi Covid-19.

"Keduanya menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi berat. Pandemi Covid-19 membuat penurunan demand, pada saat kondisi harga minyak rendah tentunya ini sangat berat," jelas Tutuka dalam Diskusi Economic Challenges, Senin (23/11) malam.

Kendati demikian, Tutuka optimistis dengan sejumlah upaya pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal akan mampu menarik investasi masuk ke sektor migas.

Baca Juga: Kementerian ESDM susun grand strategi energi nasional guna dorong EBT

Dia melanjutkan, pada kondisi saat ini produksi minyak harus tetap ditingkatkan demi menekan impor minyak mentah (crude oil) dan bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan, pemangkasan investasi migas secara global sudah mencapai 30% akibat pandemi Covid-19.

"Mudah-mudahan kita tidak sampai 20%," kata dia.

Dwi melanjutkan, dampak pandemi Covid-19 juga turut mempengaruhi pelaksanaan proyek-proyek migas pasalnya terjadi pembatasan mobilitas pekerja dan peralatan di tahun ini.

Sementara itu,  Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menegaskan upaya dukungan DPR melalui peningkatan cadangan pasti dari kegiatan eksplorasi migas.

Selain itu, ia menegaskan, saat ini para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pun telah bisa memilih skema kontrak bagi hasil baik cost recovery maupun gross split.

"Ini yang terus kita dorong apalagi faktanya investasi di hulu migas sedang menyesuaikan kembali capex yang dikurangi sampai 30%," pungkas Sugeng.

Selanjutnya: Menteri ESDM: Tak ada pembangunan PLTD baru setelah tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×