Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Dian Swastatika Sentosa Tbk tengah meningkatkan kinerja pada dua lini bisnis utama mereka. Sekretaris Dian Swastatika Sentosa, Susan Chandra menyampaikan ada dua fokus perusahaan yaitu mengembangkan bidang usaha pertambangan batubara dan bisnis ketenagalistrikan.
Dalam bisnis ketenagalistrikan, emiten berkode saham DSSA ini sedang membangun dua pembangkit listrik, ia bilang pada semester dua tahun ini mereka fokus untuk menyelesaikan pembangunan kedua pembangkit tersebut.
Dua pembangkit tersebut yakni pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU) Kendari-3. Asal tahu saja, jumlah biaya investasi PLTU Kendari-3 yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara mencapai sekitar US$ 200 juta. PLTU Kendari-3 memiliki kapasitas 2x50 megawatt (MW).
Pembangkit listrik ini bakal menyuplai listrik untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan periode perjanjian selama 25 tahun.
Baca Juga: Jadi top gainers pekan lalu, Dian Swastatika (DSSA) bantah akan gelar aksi korporasi
Selanjutnya DSSA juga tengah membangun PLTU Kalteng-1 yang ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada kuartal empat tahun ini, total biaya investasi IPP PLTU Kalteng-1 sekitar US$ 340 juta. Pembangkit listrik yang berlokasi di Tumbang Kajuei, Kalimantan Tengah ini memiliki kapasitas 2x100 MW.
“Hingga Juni 2019, progres pembangunan IPP PLTU Kendari-3 telah mencapai 99% dan IPP PLTU Kalteng-1 mencapai 97%,” ungkap Susan, Jumat (2/8).
Sementara untuk lini bisnis pertambangan batubara, Susan menuturkan DSSA bakal memperluas pasar serta mengembangkan kerjasama dengan kontraktor penambangan guna mencapai efektivitas biaya operasional. “Kita juga mempersiapkan infrastruktur pertambangan untuk mendukung rencana pengembangan produksi,” tambahnya.
Guna mengembangkan dua lini bisnisnya tersebut mereka pada tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 200 juta, sayangnya ia belum dapat menyampaikan serapan belanja modal hingga saat ini.
Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) meraih tiga penghargaan kecelakaan nihil dari Menaker
Per Maret 2019, DSSA sudah berhasil membukukan pendapatan US$ 449,83 juta naik 9,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 410,02 juta.
Pendapatan dari bisnis pertambangan dan perdagangan batubara sebesar US$ 275,94 juta, kemudian dari penjualan tenaga listrik, konstruksi dan keuangan sebesar US$ 93,23 juta, perdagangan US$ 58,74 juta, jasa penyediaan tenaga uap dan listrik US$ 11,91 juta, penyediaan tv kabel dan internet US$ 9,71 juta, dan kehutanan US$ 293,552.
Beban pendapatan DSSA juga tumbuh 16,51% lebih besar menjadi US$ 290,86 juta, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya sebesar US$ 249,64 juta. Sehingga laba kotor mereka turun 0,87% jadi US$ 158,97 juta dari kuartal pertama 2018 sebesar US$ 160,37 juta.
Laba bersih DSSA turun tipis 1,60% pada kuartal pertama tahun ini menjadi US$ 31,19 juta, periode yang sama tahun lalu laba bersih mereka sebesar US$ 31,70 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News