kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dibayangi pandemi corona, ekspor industri manufaktur naik 7,14% di Januari-April 2020


Kamis, 28 Mei 2020 / 16:58 WIB
Dibayangi pandemi corona, ekspor industri manufaktur naik 7,14% di Januari-April 2020
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik kertas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ekspor dari industri pengolahan masih mencatatkan nilai positif meskipun di tengah tekanan pandemi Covid-19. Sepanjang Januari-April 2020, pengapalan produk industri pengolahan mampu menembus hingga US$ 42,75 miliar atau naik sebesar 7,14% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Neraca perdagangan untuk industri pengolahan pada periode Januari-April 2020 adalah surplus sebesar US$ 777,34 juta," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto dalam keterangan resminya, Kamis (28/5).

Baca Juga: Kemenperin menargetkan pengurangan impor guna hadapi kenormalan baru

Janu menyebutkan, nilai ekspor industri pengolahan pada bulan April 2020 tercatat mencapai US$ 9,76 miliar. Apabila dilihat dari volumenya, ekspor produk industri pengolahan pada bulan keempat tahun ini sebesar 8,49 juta ton atau naik sebesar 2,66% dibanding Maret 2020.

Adapun sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dari ekspor industri pengolahan pada bulan April 2020, dengan menyentuh nilai US$ 2,35 miliar. “Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada bulan April 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar US$ 1,30 miliar atau memberi kontribusi sebesar 55,28 persen," jelas Janu.

Sumbangsih lainnya, diikuti oleh sektor industri logam dasar sebesar US$ 2 miliar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$ 1,06 miliar, serta industri kertas dan barang dari kertas US$ 564 juta.

Berikutnya, nilai ekspor industri karet, barang dari karet, dan plastik menembus US$ 501 juta, kemudian industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki US$ 463 juta, industri komputer, barang elektronik, dan optik US$ 417 juta, serta industri pakaian jadi US$ 397 juta.

Baca Juga: Ingat lagi! 1 Juli 2020 perdagangan melalui sistem elektronik akan dikenakan PPN

“Pada bulan April 2020, China masih menjadi negara tujuan ekspor utama industri pengolahan dari Indonesia, diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan," ungkap Kapusdatin Kemenperin. Apabila dilihat dari pertumbuhan secara tahunan (y-o-y), ekspor ke Singapura naik hingga 25,09 persen, China menanjak sebesar 16,25 persen, dan Korea Selatan melonjak sekitar 5,59 persen.

Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, Elis Masitoh menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan lockdown di sejumlah negara tujuan ekspor akan menjadi momentum untuk menggenjot pengapalan alat pelindung diri (APD) dari Indonesia. "Ke depannya, kita akan bisa menjadi produsen APD atau masker kain untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia," ujarnya.

Kemenperin mendata, saat ini industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional memiliki kapasitas produksi APD hingga 54 juta unit per bulan. Adapun, kebutuhan di dalam negeri hanya sekitar 10 juta unit per bulan.

Elis menjabarkan, kebutuhan APD untuk petugas kesehatan mencapai 5,5 juta unit per bulan. Adapun, Kemenperin telah menyiapkan penyangga atau kebutuhan cadangan sekitar 5 juta8 juta unit hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: KSPI sebut kebijakan new normal bisa membingungkan buruh dan masyarakat

“Saat ini, produksi APD nasional kondisinya surplus hingga 40 juta unit APD per bulan," ungkapnya. Artinya, produksi APD bisa menjadi titik cerah bagi industri TPT untuk meningkatkan kinerjanya melalui capaian ekspor pada masa pandemi saat ini.

Elis menyebutkan, beberapa negara tujuan ekspor yang bersedia menyerap APD dari Indonesia, antara lain Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Menurutnya, industri yang akan mengekspor APD tersebut adalah pabrikan skala besar hingga sektor industri kecil menengah (IKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×