Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (Minerba) hingga periode sebelas bulan tahun ini atau periode Januari-November 2025 mencapai Rp 120 triliun atau sebesar 96% dari target tahun ini.
Sebelumnya, ESDM melalui Ditjen Minerba menargetkan PNBP 2025 adalah senilai Rp 124,7 triliun.
"Sekarang sudah mencapai 120, sudah 96 persen," ungkap Direktur Penerimaan Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Totoh Abdul Fatah ditemui di sela-sela acara “Brown to Green Conference” yang digelar di Jakarta, Rabu, (03/12/2025).
Totoh menyampaikan rata-rata penerimaan minerba per bulan berada di antara Rp10 triliun–Rp11 triliun. Untuk mencapai target, tersisa Rp4 triliun apabila dibandingkan dengan realisasi PNBP di sektor minerba.
Baca Juga: Strategi Essa Industries (ESSA) Hadapi Penurunan Produksi LPG dan Amonia Tahun Depan
Oleh karena itu, Totoh meyakini target PNBP sektor minerba yang termaktub di dalam APBN 2025 dapat tercapai.
“Untuk (target) tahun depan sudah ditetapkan, angkanya saya lupa, sekitar Rp130 triliun,” tambah Totoh.
Sebelumnya dalam catatan Kontan, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara (minerba) hingga 15 November 2025 mencapai Rp 114 triliun atau 92% dari target tahun ini.
“PNBP sektor minerba sudah 92% atau Rp 114 triliun hingga 15 November 2025,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno di Kementerian ESDM, Selasa (18/11).
Adapun dalam RAPBN 2026, pendapatan Sumber Daya Alam minerba diproyeksikan sebesar Rp 113,389 triliun, tumbuh 7,3% dari outlook 2025, seiring implementasi tarif iuran produksi atau royalti baru melalui PP 19/2025.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia sebelumnya menilai, target PNBP tahun depan telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar komoditas yang diperkirakan tidak jauh berbeda dengan tahun ini.
"Keputusan ini tidak terlepas dari outlook perekonomian global yang diperkirakan masih diliputi ketidakpastian akibat dinamika geopolitik serta tarif perdagangan," ungkap Hendra, Selasa (19/8).
Dia menambahkan fluktuasi permintaan dan penawaran sepanjang tahun ini membuat proyeksi harga komoditas kian menantang.
"Naik atau turunnya harga komoditas tentu akan berpengaruh terhadap setoran PNBP," tutupnya.
Baca Juga: Asosiasi Minta Pemerintah Pertimbangkan Kebijakan Pembatasan Lalin Truk Logistik
Selanjutnya: Harga Minyak WTI Naik Tipis, Namun Dibayangi Risiko Kelebihan Pasokan
Menarik Dibaca: 8 Sayuran yang Bisa Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi, Konsumsi yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













