kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Diprediksi kembali molor, megaproyek 35.000 MW baru beroperasi 23% di semester I-2020


Minggu, 02 Agustus 2020 / 08:23 WIB
Diprediksi kembali molor, megaproyek 35.000 MW baru beroperasi 23% di semester I-2020
ILUSTRASI. Penyelesaian megaproyek 35.000 MW diproyeksi kembali tertunda


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Lebih lanjut, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, megaproyek 35.000 MW yang juga terdiri dari proyek kelistrikan lainnya seperti jaringan transmisi dan gardu induk dijadwalkan bakal berakhir pada tahun 2028 sebagaimana yang tercantum dalam RUPTL periode 2019-2028. 

Namun dengan adanya penurunan demand dan pandemi Covid-19, akan ada pergeseran jadwal operasional proyek yang akan dituangkan dalam RUPTL yang baru untuk periode 2020-2029. Menurut Jisman, untuk melihat pembangkit mana saja yang akan mundur dari jadwal, berapa kapasitasnya dan hingga kapan akan selesai, pihaknya masih menunggu usulan RUPTL baru.

"Intinya sampai sekarang PLN belum menyampaikan RUPTL baru kepada kami. Kami masih menunggu usulan RUPTL yang baru untuk menyikapi penurunan (demand)," kata Jisman.

Baca Juga: Token listrik gratis PLN bulan Agustus sudah bisa diklaim hari ini, begini caranya

Sembari menunggu usulan RUPTL baru dari PLN, Jisman mengatakan bahwa pada pekan depan pihaknya akan menghitung proyeksi pertumbuhan ekonomi bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebab, proyeksi pertumbuhan ekonomi merupakan landasan dalam memproyeksikan pertumbuhan konsumsi listrik untuk tahun tahun ke depan.

"Pertanyaan pembangkit mana, kapan? sampai berapa tahun mundurnya? tentu harus ada hitung-hitungan. Kami punya semacam tools untuk menghitung, sehingga terlihat pertumbuhan listriknya. Dasarnya pertumbuhan ekonomi akan kami tanyakan ke Kemenkeu," terang Jisman.

Terkait dengan anjloknya konsumsi, Jisman memberikan gambaran bahwa di sistem kelistrikan Jawa-Bali saja menyebabkan 3.000 MW terhenti. Konsumsi listrik rumah tangga memang meningkat, namun belum bisa mengangkat penurunan konsumsi dari sisi bisnis dan industri.

Rida mengatakan, konsumsi listrik periode semester I-2020 hanya tumbuh 0,96% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Dengan skenario pandemi Covid-19 terus berlanjut, maka konsumsi listrik hingga akhir tahun ditaksir bakal turun 6,25% dibandingkan realisasi tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×