kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut Garuda Indonesia iri dengan Singapore Airlines, kenapa?


Sabtu, 20 Juni 2020 / 10:19 WIB
Dirut Garuda Indonesia iri dengan Singapore Airlines, kenapa?
ILUSTRASI. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjawab pertanyaan jurnalis saat melakukan sesi wawancara dengan Tribunnews.com di kantor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Kamis (11/6/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra iri dengan kebijakan di negara tetangga menyelamatkan bisnis maskapai penerbangan di tengah pandemi corona. Itu terutama di Singapura yang memberikan kucuran dana berjumlah segar kepada Singapore Airlines (SIA).

Dalam diskusi virtual MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (19/6), Irfan memaparkan, Singapore Airlines (SIA) mendapat dana talangan dari pemerintah sebesar US$ 11,5 miliar akibat bisnis tertekan pandemi corona. Sedangkan pemerintah Indonesia hanya memberikan dana talangan Garuda US$ 500 juta.

Baca juga: Inilah 7 kedai bakso terenak di Jakarta, harga mulai Rp 15.000 per porsi

"Karena semua penerbangan maskapai terkena impact menurut saya dana talangan kita dengan SIA jauh berbeda. Bandingkan dengan SIA tiba-tiba mereka dapat US$ 11,5 miliar penempatan dana pemerintah menghadapi pandemi. Namun, ya kami harus menerima kenyatan bahwa Garuda hanya menerima US$ 500 juta,” kata Irfan kemarin

Irfan menjelaskan, terdampaknya sektor penerbangan menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan 4 peak season, yakni idul fitri, libur sekolah, umroh dan haji. Kendati begitu, Irfan masih optimis bahwa pihaknya masih memiliki satu kesempatan peak season yaitu akhir tahun.

Oleh karena itu pemerintah menjanjikan dana talangan senilai Rp 8,5 triliun atau US$ 500 juta tetapi prosesnya masih berlangsung. Menurutnya keterlibatan pemerintah menjadi wajar karena hampir seluruh pemerintah di dunia juga turun tangan membantu maskapainya, karena industri ini juga menyangkut aktivitas yang menghubungkan perekonomian.

Baca juga: Selamat tinggal, Lotteria tutup akhir Juni 2020

“Tentu saja mengakibatkan tekanan yang sangat besar kepada finansial kita. Cash flow menjadi isu yang sangat ramai dan banyak orang yang mengamati isu dana talangan Garuda Indonesia sebesar Rp 8,5 triliun atau US$ 500 juta dana talang ini akan diberikan pemerintah,” jelasnya.

Modal kerja

Irfan mengatakan, dana talangan ini nantinya akan digunakan untuk modal kerja. Selain itu, dana talangan ini juga akan digunakan untuk langkah-langkah efisiensi yang akan dilakukan oleh maskapai pelat merah ini.

Dana talangan tersebut merupakan bagian dari skema Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN) terhadap sektor-sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun tersebut, menurut Irfan masih dalam proses.

Meskipun hingga saat ini kabar mengenai dana talangan tersebut belum ada kepastian lebih lanjut, Irfan tetap optimis bahwa pihaknya akan menerima dana talang dari Pemerintah untuk penanganan dampak Covid-19 untuk Garuda Indonesia. Irfan yakin bahwa Garuda juga akan mendapatkan dana talang tersebut, meskipun berbeda jauh dengan Singapura yang dana talangnya cukup fantastis.

Baca juga: Ditlantas Polda DIY gelar Pembuatan SIM gratis, daftar dulu kesini

Irfan menambahkan, hampir di semua negara yang terdampak virus Covid-19, pemerintahnya melakukan upaya agar maskapai dapat bertahan. Sebab, sektor penerbangan menjadi salah satu yang paling terdampak selama pandemi Covid-19 terjadi. “Hampir di semua negara, pemerintah terlibat aktif karena ini bisa menjadi dasar dukungan,” tutur Irfan.

Irfan mengungkapkan, di semua negara Pemerintahnya berperan aktif dalam membantu sektor penerbangan, karena penerbangan sendiri merupakan instrumen penting yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×