kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut PLN: Akibat Covid-19, penerimaan listrik anjlok Rp 3 triliun per bulan


Selasa, 25 Agustus 2020 / 14:38 WIB
Dirut PLN: Akibat Covid-19, penerimaan listrik anjlok Rp 3 triliun per bulan
ILUSTRASI. Listrik PLN


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat konsumsi listrik merosot tajam. Kondisi ini membuat penjualan listrik PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) ikut mengalami penurunan. 

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini membeberkan, revenue atau penerimaan dari penjualan listrik PLN bisa menurun hingga Rp 3 triliun dalam sebulan. Dia memberikan gambaran, pada tahun 2019 lalu revenue listrik PLN bisa mencapai Rp 25 triliun per bulan.

Namun, penerimaan PLN merosot jadi Rp 22 triliun pada masa puncak Covid-19. Hal itu terjadi lantaran permintaan atau demand listrik anjlok lebih dari 10% dibanding kondisi normal pada tahun lalu.

"Terjadi penurunan penerimaan listrik per bulan Rp 3 triliun akibat Covid-19," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Selasa (25/8).

Baca Juga: Baru dibayar Rp 7 triliun, PLN tagih pemerintah lunasi sisa utang kompensasi

Kendati begitu, Zulkifli meyakinkan bahwa kondisi itu telah membaik. Hal tersebut ditandai dengan demand listrik yang mulai meningkat, sehingga penurunan beban tenaga listrik menjadi semakin kecil.

Dia memaparkan perbandingan beban kelistrikan dari sebelum Covid hingga saat ini. Zulkifli melanjutkan, beban listrik dari Januari ke Maret masih tumbuh 1,26%. Namun, mulai anjlok di bulan April dengan minus 6,9%.

Kondisi semakin parah karena pada bulan Mei malah minus 17%. Penurunan beban semakin membaik dalam dua bulan terakhir, yakni pada Juli dengan minus 6% dan Agustus sebesar minus 3%. 

Dilihat dari sebaran provinsi, Bali mencatatkan penurunan paling signifikan dengan anjlok sekitar 20%. "Puncaknya di Mei, kami turun hingga minus 17%, Agustus turunnya tinggal minus 3%," pungkas Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×