Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi menyatakan, akan melakukan perbaikan kinerja dan kondisi keuangan Holding BUMN pangan yang dinamakan ID Food pada tahun 2022.
Arief mengatakan, pihaknya sedang melakukan konsolidasi strategi pengembangan Holding. Ia bilang, pada tahun ini holding akan mulai investasi jangka pendek. Sebab, investasi jangka panjang membutuhkan biaya yang tinggi.
Saat ini, holding akan melakukan refocusing untuk memperbaiki basic operation. Setelah basic operation baik, Holding secara paralel akan bergerak pada strategi penyehatan keuangan sehingga dapat menjadi positif.
"Sehingga nanti bisa didapatkan bottom line positif. Targetnya tahun ini positif," ujar Arief, Rabu (12/1).
Baca Juga: Menteri BUMN Launching Holding BUMN Pangan, Sebutannya ID FOOD
Arief mengatakan, holding telah mengidentifikasi kinerja negatif. Nantinya akan dilakukan transformasi Earning Before Interest, Tax, Depresiation and Amortisation (EBITDA).
Menurutnya, yang mesti dilakukan pembenahan adalah human capital, inovasi bisnis model, refocusing bisnis dan membentuk ekosistem. "Ini paralel sudah kita kerjakan dalam 1 tahun terakhir," ucap Arief.
Arief menuturkan, arah ID Food akan fokus pada sejumlah bisnis usaha unggulan. Bukan memegang terlalu banyak jenis usaha, tetapi tidak terorganisasi dengan baik.
ID Food dikondisikan sebagai komersial dengan membangun ekosistem yang ada. Komersial yang dimaksud dengan tetap memperhatikan keterjangkauan untuk masyarakat.
Ekosistem yang dimaksud dengan memastikan adanya pasokan, kualitas dan keberlanjutan.
ID Food juga tidak mendapat penugasan impor dari pemerintah. Sedangkan, BUMN lain memang diberikan penugasan impor dari pemerintah. "Jadi sudah dibagi demikian dan ID Food akan fokus di komersial," ucap Arief.
Arief mencontohkan, saat ini Holding mempunyai produk beras, minyak goreng, dan gula. ID Food sendiri punya 5 pabrik gula kapasitas 280.000 ton setahun dan berkontribusi sekitar 13%-14% gula nasional.