Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) sudah menentukan lima perusahaan yang lolos verifikasi teknis untuk menjadi distributor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Tapi, bukan berarti kelima perusahaan itu langsung mendapat bisnis. Mereka masih harus memenuhi beberapa syarat lain, termasuk memasok BBM bersubsidi bagi daerah terpencil.
Ketua Tim Kelompok Kerja Seleksi BBM bersubsidi 2010 Erie Soedarmo bilang, pemenang harus menyiapkan jaringan berupa agen penyalur nonpompa bensin atau SPBU. “Kami ingin mereka tidak cuma menjual BBM bersubsidi lewat SPBU di kota-kota besar saja, mereka juga harus menyalurkan ke daerah terpencil,” katanya.
Kesanggupan tersebut, imbuh Erie, harus mereka wujudkan sebelum mendapat penugasan resmi dari Pemerintah. “Jadi tidak ada istilah distribusi di tempat terpencil akan dilakukan nanti. Semua harus mereka penuhi di awal,” kata Erie. Kemampuan para peserta ini, menurut Erie, bisa mengubah hasil verifikasi.
Sekadar mengingatkan, dari verifikasi yang berjalan sejak Juli lalu, BPH Migas menetapkan lima perusahaan yang lolos seleksi. Yakni, PT Pertamina (Persero), PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk, PT Petronas Niaga Indonesia, PT Shell Indonesia, serta PT Bumi Asri Prima Pratama (BAPP).
Dari lima nama itu, tiga di antaranya selama ini terkenal sebagai penjual BBM lewat SPBU, yakni Pertamina, Petronas dan Shell. Sementara AKR dan BAPP berpengalaman menjual BBM ke sejumlah industri tambang dan kebun di pedalaman Kalimantan dan Sumatra, serta nelayan.
Menurut Erie, menyiapkan agen penyalur itu tidak sulit. Mereka cukup bekerja sama dengan agen yang sudah ada. “Tapi, ketika menandatangani kontrak, mereka harus bertanggung jawab penuh terhadap kinerja para penyalurnya yang juga akan kami evaluasi,” katanya. Jika dalam dua bulan mereka tidak sanggup menyiapkan, "Kami serahkan ke peserta lain yang lebih siap,” kata Erie.
Fathia Syarif, Manajer Media Relations External Affairs and Communications Shell Indonesia menyatakan, perusahaannya siap memenuhi syarat itu. “Kami punya terminal BBM di Gresik, Jawa Timur dan Merak yang berkapasitas 35.000 kiloliter dan 46.500 kiloliter, " katanya.
Shell mengaku sudah biasa berbisnis BBM secara komersial. Mereka melayani industri di Jabodetabek dan Jawa Timur. Selain itu, Shell juga mengaku sudah memiliki beberapa distributor di daerah yang membeli BBM dari terminal dan menjualnya lagi ke konsumen akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News