kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi Usaha, Petrosea (PTRO) Pacu Bisnis Non Batubara


Kamis, 23 Desember 2021 / 14:48 WIB
Diversifikasi Usaha, Petrosea (PTRO) Pacu Bisnis Non Batubara
ILUSTRASI. PT Petrosea Tbk PTRO


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

Diversifikasi bisnis ini juga diperluas ke komoditas mineral lainnya seperti nikel yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan karena masih dalam pembicaraan. 

"Kami targetkan sesegera mungkin komponen selain batu bara itu akan melebihi dari komponen kontrak atau pekerjaan di sektor batubara," ungkapnya. 

Diversifikasi bisnis, juga bukan hanya sekadar masuk ke sektor non-batubara saja, Petrosea juga mulai melebarkan sekup bisnisnya sebagai jasa konsultasi.

Sampai dengan September 2021, komposisi pendapatan Petrosea adalah sebagai berikut, 72,5% dari pendapatan atau US$ 218,7 juta dari sektor pertambangan, kemudian segmen sektor rekayasa & konstruksi berkontribusi sebesar 14,1% atau US$ 42,4 juta, lalu segmen jasa 12,8% atau US$ 38,7 juta, dan sisanya dari segmen lain-lain.  

Strategi kedua adalah Digitalisasi. Hanafi mengatakan, digitalisasi membuka peluang ke banyak pintu salah satunya membuat Petrosea menjadi lebih mudah dan agile melakukan diversifikasi. 

"Karena digitalisasi yang kami lakukan applicable untuk semua komoditas. Kami bisa lompat ke komoditas lain dengan sangat efektif dan mengerjakan proyek mineral dengan standard operational excellence yang baik," ujarnya. 

Strategi ketiga ialah Dekarbonisasi. Hanafi melihat, jika Petrosea ingin relevan dalam jangka panjang, pihaknya memosisikan diri untuk bisa mengambil bagian yang dapat memberdayakan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan dari masalah lingkungan hidup. "Diversifikasi bisnis ke arah mineral akan menjadi kritikal ketika teknologi dunia bergeser ke arah lebih berkelanjutan," ujarnya. 

Melalui strategi ini, Hanafi mengatakan, pihaknya menargetkan pendapatan dan laba di 2022 bisa lebih baik dari tahun ini. Adapun kinerja di sepanjang tahun ini juga diproyeksikan bisa lebih baik dibandingkan 2020. Namun sayang, pihaknya tidak membeberkan secara rinci mengenai target tersebut. 

Baca Juga: Harga batubara masih mentereng, cek rekomendasi saham PTRO, PTBA, dan UNTR

Yang terang pada periode 9 bulan tahun ini, Petrosea mencatatkan pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba. Perinciannya, pendapatan PTRO tumbuh 20,7% yoy dari sebelumnya US$ 249,9 juta menjadi US$ 301,6 juta. Segmen pertambangan yang menjadi faktor pendorong naiknya pendapatan PTRO di periode ini. 

Seiring dengan itu, laba bersih PTRO juga ikut tumbuh 10,4% yoy dari sebelumnya US$ 13,2 juta di akhir September 2020 menjadi US$ 14,5 juta di September 2021. 

Mengenai target kontrak di tahun depan, Hanafi tidak bisa memerinci berapa nilai persisnya. 

Namun, sebagai gambaran saja, Petrosea menargetkan setiap menutup tahun target backlog di sekitar US$ 1 miliar. "Di tahun kemarin backlog-nya di kisaran yang sama, sebagai indikasi kita menargetkan kontrak di kisaran US$ 1 miliar," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×