kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Divestasi saham Freeport terganjal Rio Tinto


Sabtu, 25 November 2017 / 14:00 WIB
Divestasi saham Freeport terganjal Rio Tinto


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih mencari cara untuk bisa membeli divestasi 41,64% saham PT Freeport Indonesia. Sebab, di Freeport Indonesia, bukan hanya Freeport McMoran yang menguasai tetapi juga ada perusahaan tambang asal Inggris-Australia Rio Tinto juga mengendalikan operasional Freeport Indonesia. Rio Tinto merupakan pemegang hak partisipasi alias paticipating interest di Freeport Indonesia sebanyak 40%.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menjelaskan, terkait rencana divestasi itu, Freeport dan Rio Tinto masih berunding. Tahun 1990-an, keduanya memiliki perjanjian mengenai pendanaan dan pengoperasian hingga tahun 2021.

Sehingga, dalam operasional tambang Grassberg, Tembagapura terbagi dalam dua pemegang kendali. Yakni 40% milik Rio Tinto dan 60% milik Freeport McMoRan. Atas kendali 40% kendali operasional itu, Rio Tinto sejauh ini mendapatkan hasil dari 40% produksi Freeport. Namun, memang sejauh ini Rio Tinto belum mengonversi pendanaan itu sebagai saham di Freeport Indonesia.

"Nah apakah 40% dikonversi jadi saham dulu, lalu Inalum ambil?" kata dia saat konferensi pers holding tambang di kantornya, Jumat (24/11).

Pemerintah melalui Inalum sebagai holding tambang akan mengambil sisa divestasi saham Freeport sebesar 41,64%. "Untuk yang 9,36% (saham pemerintah) kita inbreng-kan, alihkan, serahkan ke holding BUMN pertambangan dulu," tandasnya.

Soal holding, efektif ketika akta inbreng saham ditandatangani oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Juga, menunggu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) anggota holding, yaitu PT Aneka Tambang (Antam), PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Timah Tbk yang akan dilaksanakan 29 November 2019.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, konsolidasi aset holding BUMN pertambangan tanpa mengakuisisi divestasi 41,64% saham Freeport Indonesia, total aset yang akan diperoleh mencapai Rp 89 triliun sampai dengan Rp 90 triliun.

Nah, kata Arie, kalau dengan tambahan divestasi saham hingga 51% Freeport Indonesia, maka aset holding BUMN tambang diperkirakan mencapai Rp 200-an triliun. "Walau itu tergantung negosiasinya nanti (valuasi saham)," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×