Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pindad (Persero) optimistis mengukuhkan bisnis direktorat industrialnya dengan berbagai penanaman investasi baru. Menurut Abraham Mose, Direktur Utama Pindad, perusahaan diuntungkan dengan nama yang melekat pada diri perusahaan telah menjadi branding tersendiri.
Untuk melakukan ekspansi-ekspansi bisnis yang baru, Pindad tentu memerlukan pendanaan lebih. “Kami berencana menerbitkan Medium Term Notes (MTN), yang kalau lancar direktorat industrial ini bisa Initial Public Offering (IPO),” ujar Abraham ditemui disela acara Indonesia International Cyber Security Leaders 2017 (17/10).
Abraham mengaku saat ini MTN telah masuk tahap kajian legal. Jika semua berjalan mulus, diperiode 2019-2020 direktorat industrial Pindad bakal go public.
Lebih lanjut Abraham membeberkan bahwa Pindad telah melakukan test market MTN senilai Rp 1 triliun, dan respon pasar dinilai positif. “Prospektusnya memang bagus,” sebut Abraham.
Abraham menegaskan perusahaan yang IPO bukanlah lini yang berbisnis senjata dan alat militer, karena hal tersebut diatur dalam Undang-Undang 16 Tahun 2012, dimana industri militer dibatasi untuk melakukan joint venture dan aksi korporasi pembagian saham lainnya. Rencana IPO diperuntukkan bagi bisnis Pindad yang bergerak di bidang industrial dan komersil.
Sayangnya Abraham tidak menerangkan secara detil divisi industrial mana yang bakal di IPO. Ia mengatakan bahwa saat ini perseroan tengah berupaya menambah investasi di bidang generator listrik.
“Saat ini kami extended capacity dari Siemens Electric, sudah MoU,” ungkap Abraham. Yang paling baru Pindad akan menandatangani MoU dengan perusahaan kelistrikan asal Arab Saudi, Al Fanar.
Dengan Al Fanar, Pindad akan produksi peralatan medium voltage dan high voltage. Diharapkan Pindad mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga Indonesia tidak perlu terlalu banyak mengimpor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News