Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya berpuas diri dengan bisnis alat utama sistem persenjataan (alutsista), PT Pindad (Persero) melebarkan sayap bisnisnya di bidang industrial dan komersial. Dalam waktu dekat, perusahaan plat merah tersebut akan menambah beberapa portofolio produk.
“Selain kebutuhan militer, direktorat industrial berencana memproduksi crane untuk kebutuhan perkapalan,” terang Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad (Persero) ditemui di sela acara Indonesia International Cyber Security Leaders 2017 (17/10).
Sebelumnya perseroan telah gencar menggenjot lini bisnis industrialnya dengan produksi eskavator dan traktor.
Untuk Eskavator, Pindad telah menjual 100 unit eskavator di tahun ini. Abraham mengatakan, perseroan telah menyimpan bahan baku di gudang sehingga tinggal diproduksi. Namun hal tersebut menunggu order kembali. Saat ini pabrik memiliki kemampuan produksi 2 unit eskavator per bulannya.
“Produk kami memiliki keunggulan teknologi militer seperti, track rodanya yang keras dan bolding baut yang sulit dimasuki lumpur,” ujar Abraham. Soal harga, Pindad mengaku cukup bersaing dengan produsen alat berat lainnya.
Untuk eskavator, Pindad mengajak partnership PT Probesco Disatama yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan untuk membantu penjualan perusahaan. “Konsep penjualan pun beragam, bisa leasing/kredit maupun tunai,” terang Abraham.
Pindad juga berencana mengajak perusahaan trading lainnya seperti PT Jakarta Ocean, yang kata Abraham, dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan kerja sama.
Selain eskavator, Pindad juga memproduksi alat pertanian seperti traktor. Kata Abraham, saat ini traktor Pindad tengah proses pendaftaran di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP).
Tahun depan direncanakan mulai diproduksi, di mana saat ini Pindad memiliki 10 unit prototype traktor tersebut.
Pindad juga menyasar proyek pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) 35.000 megawatt. Saat ini Pindad memiliki kemampuan produksi generator paling besar 25 megawatt dan ukuran di bawahnya tersedia mulai dari 8 hingga 10 megawatt.
Sampai saat ini, Pindad telah mengantongi kontrak senilai Rp 4,9 triliun. Baik dari direktorat militer maupun industrial. Kata Abraham, kemungkinan produk carry over sampai tahun depan sehingga raihan pendapatan Pindad sampai Desember nanti diperkirakan mencapai Rp 2,7 triliun.
Porsi penjualan kebutuhan militer masih besar yakni, 70% sedangkan 30% dari produk industri. Namun Abraham optimistis tahun depan porsi direktorat industrial bakal melonjak hingga lebih dari 40% seiring dengan pertumbuhan bisnis Pindad di lini tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News