kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Djakarta Lloyd kantongi kontrak Rp 300 miliar


Kamis, 10 Mei 2012 / 18:09 WIB
Djakarta Lloyd kantongi kontrak Rp 300 miliar
ILUSTRASI. Kemehub memberikan pengecualian aktivitas bepergian terhadap wilayah tertentu selama periode 6-17 Mei 2021. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.


Reporter: Ragil Nugroho |

JAKARTA. PT Djakarta Lloyd berhasil meraih kontrak pengiriman batu bara dan bijih nikel masing-masing dari dua BUMN besar, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Nilai kontrak yang diperoleh badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang kargo perkapalan itu mencapai Rp 300 miliar.

“Saya berharap kontrak ini menjadi tonggak sejarah proses restrukturisasi Djakarta Lloyd ke arah yang positif setelah mengalami mati suri sekian lama,” ungkap Direktur Utama Djakarta Lloyd Syahril Japarin, Kamis (10/5).

Djakarta Lloyd mendapat kontrak PLN untuk mengangkut batu bara dari Tarahan (Lampung)-Sibolga (Sumatera Utara) sebanyak 1,2 juta ton per tahun untuk jangka waktu 15 tahun. Sedangkan dengan Antam, perseroan dipercaya mengangkut 450.000 ton bijih nikel per tahun untuk rute Halmahera-Pomala. Untuk Antam, Djakarta Lloyd baru memperoleh kerja sama satu tahun dan setelah itu akan dilakukan evaluasi.

Syahril bilang, potensi pengiriman batu bara untuk memasok pembangkit listrik sebenarnya sangat besar. Setiap tahun PLN membutuhkan batu bara sebanyak 50 juta ton untuk seluruh pembangkitnya.

Menurut dia, jika Djakarta Lloyd mendapat kontrak pengiriman 1 juta ton saja per tahun, nilainya cukup untuk membayar tunggakan gaji karyawan BUMN tersebut. Namun, mendapatkan kontrak kerja perdana juga tidak mudah. Hal itu karena PLN menyaratkan adanya jaminan bank. Padahal, Djakarta Lloyd masuk dalam daftar negatif perbankan.

“Setelah melakukan negosiasi sana-sini, akhirnya kami mendapatkan garansi dengan nilai Rp 11,5 miliar, sehingga kontrak PLN dan Antam dapat dilaksanakan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×