Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - GORONTALO. Presiden Joko Widodo meminta peningkatan penyebaran pupuk dan benih. Peningkatan tersebut dilakukan untuk mendorong produktivitas jagung baik di Gorontalo maupun daerah lainnya.
"Perlu tambahan kapasitas untuk produksi pupuk kita," ujar Jokowi saat panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3).
Kapasitas yang ada dinilai tidak tersebar dengan baik. Jokowi bilang ada sejumlah daerah yang memiliki pupuk berlimpah, tetapi di daerah lain kekurangan.
Benih jagung juga diperlukan agar produktivitas dapat meningkat. Walaupun saat ini produksi jagung terus meningkat termasuk di Gorontalo.
Produksi jagung di Gorontalo meningkat dari 692.000 ton di tahun 2016 menjadi 1,5 juta ton di tahun 2018. Tahun 2018 panen jagung di Gorontalo ditargetkan mencapai 1,7 juta ton.
"Kuncinya di produktivitas, kalau sebelumnya 8 ton per hektare (ha) bisa jadi 10 ton per ha," terang Jokowi.
Asal tahu saja, produksi jagung Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan) produksi jagung tahun 2018 sebesar 30 juta ton dan ditargetkan meningkat menjadi 33 juta ton tahun 2019.
Berdasarkan produksi tersebut, Indonesia telah mengekspor jagung sebesar 380.000 ton. Meski begitu Indonesia masih melakukan impor jagung sebesar 180.000 ton.
Jokowi berdalih impor dan ekspor jagung tersebut merupakan upaya menjaga harga. Hal itu untuk menyeimbangkan suplai dan peemintaan sehingga harga tidak melonjak tinggi atau jatuh terlalu dalam.
"Kemarin kita ekspor juga 380.000 ton, impornya 180.000 ton itu menjaga supply dan demand bukan apa-apa," jelas Jokowi.
Jokowi juga telah menyiapkan sejumlah cara untuk mendorong produksi jagung seperti perbaikan irigasi. Di Gorontalo, akan dibuat bendungan Bulango Hulu yang telah dilelang dengan nilai Rp 2,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News