Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk mulai mengoperasikan lima dump truck baru pada bulan lalu. Investor Relation Samindo Resources, Ahmad Zaki menyampaikan secara kesuluruhan emiten berkode saham MYOH ini membeli sepuluh dump truck pada tahun ini.
Kesepuluh dump truck ini memiliki kapasitas angkut 100 ton untuk operasional aktivitas pemindahan batuan penutup batubara. Sebagai informasi, saat ini Samindo memiliki 133 dump truck dan 18 excavator.
Ia bilang, tambahan lima dump truck akan datang pada kuartal II 2019. “Lima unit lagi akan datang dan mulai operasi kemungkinan di kuartal kedua, sekitar April atau Mei,” ungkapnya pada Kontan.co.id, Senin (4/3).
Pada tahun ini mereka mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 17,7 juta, naik 27,33% dari belanja modal tahun lalu sebesar US$ 13,98 juta. Dari belanja modal itu, sebanyak US$ 14,5 juta akan dibelanjakan untuk pembelian 10 dump truck tersebut.
Sementara itu, sejumlah US$ 3,2 juta dari belanja modal ini akan digunakan untuk pengangkutan batubara (hauling). Dari segi operasional, pada tahun ini MYOH memasang target untuk pengupasan lapisan tanah penutup ini hingga 58 juta bcm atau lebih besar ketimbang target pada 2018 sebesar 54,5 juta bcm.
Padahal mereka memiliki kapasitas produksi untuk overburden removal mencapai 65 juta bcm per tahun, sehingga mereka masih bisa untuk mendapat pengerjaan sebesar 7 juta bcm lagi. Sementara untuk produksi batubara, mereka membidik produksi batubara sama seperti target tahun lalu sebanyak 10,7 juta ton.
Ia mengungkapkan faktor cuaca masih menjadi kendala kinerja operasional mereka pada kuartal pertama tahun ini. “Biasanya produksi kita akan meningkat pada kuartal II,” imbuhnya.
Nah, berada di kondisi harga batubara yang berada dalam tren penurunan untuk batubara berkalori rendah, mereka memprediksi akan berpengaruh terhadap perusahaan tambang dalam meningkatkan target produksinya, sehingga hal ini juga dapat berdampak pada kontraktor batubara.
Selain faktor harga batubara, kata Zaki, perusahaan tambang yang belum mampu memenuhi ketentuan DMO 25% juga akan mempertahankan jumlah produksi mereka atau tak meningkatkan produksi, sementara operasional jasa pertambangan tergantung dari perusahaan tambang batubara itu sendiri.
Walapun begitu, mereka optimis mampu mendekap pelanggan baru, kini mereka tengah melakukan pendekatan dengan beberapa klien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News