Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, pemanfaatan kompor induksi juga merupakan salah satu upaya yang tengah dikaji Kementerian ESDM. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan implementasi kompor induksi diharapkan mampu mendorong konsumsi listrik yang saat ini juga masih surplus.
Arifin Tasrif mengatakan dengan kehadiran proyek 35 GW beberapa tahun mendatang maka ada potensi kelebihan pasokan terlebih melihat kondisi serapan listrik yang justru menurun.
Selain opsi ekspor listrik ke negara tetangga, Kementerian ESDM memetakan sejumlah strategi lain. "Kita juga dorong kendaraan listrik dan kompor listrik sehingga konsumsi bertambah. Program ini masuk target bauran kita dan akan dimasukkan ke RUPTL PLN yang tengah disusun," jelas Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1).
Baca Juga: Di tahun ini, gas alam disebut punya fundamental yang lebih baik dari tahun 2020
Di sisi lain, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan pihaknya telah melakukan kajian dan pendataan terkait penggunaan kompor listrik di masyarakat.
Kajian ini meliputi dampak penggunaan kompor terhadap sistem kelistrikan pelanggan, tagihan hingga harga peralatan dapur. "Kita sudah ada data dan obrolkan juga dengan akademisi, hambatan itu kita carikan jalan," jelas Rida.
Ia melanjutkan, skema konversi pun tengah dikaji seperti yang dilakukan saat konversi minyak tanah ke LPG. Ia menjelaskan, dalam konversi kala itu, masyarakat menerima paket perdana berupa satu tabung LPG dan kompor.
Ia memastikan konsep serupa tengah dipersiapkan demi mendorong pemanfaatan kompor listrik secara masif. "Kompor LPG kan subsidi, meskipun banyak (ada) yang tidak tepat sasaran. Kalau bisa konversi ke kompor induksi maka bisa kurangi belanja negara," pungkas Rida.
Selanjutnya: Gandeng BRI, PLN kerjasama sediakan layanan electrifying agriculture
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News