Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah memaksimalkan pemanfaatan kompor listrik demi mengejar target konversi 1 juta kompor induksi. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengungkapkan sejauh ini ada tiga vendor penyedia kompor yang telah menjalin kerjasama dengan PLN.
"Tiga vendor sudah ada MoU, pembahasannya untuk secara bersama-sama memasyarakatkan kompor induksi. Tiga vendor itu Maspion, Myamin dan Modena," ujar Bob kepada Kontan.co.id, Rabu (20/1).
Bob melanjutkan, kerjasama ini direncanakan untuk kurun waktu setahun dan berakhir pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Jatam: Banjir Kalsel karena banyaknya izin tambang batubara dan sawit
Nantinya, masyarakat yang membeli kompor induksi dari ketiga vendor produsen ini bakal menerima keuntungan berupa diskon tambah daya listrik oleh PLN. "Kita memberikan diskon sampai 75%," kata Bob.
Selain menggandeng vendor, PLN tercatat juga menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) demi menyasar implementasi 1 juta kompor induksi di perumahan-perumahan yang akan dibangun.
Bob menuturkan, kerjasama dengan BTN hingga saat ini masih dalam pembahasan terkait skema pembiayaan yang dimungkinkan. Sejalan dengan rencana tersebut, PLN juga terus berkoordinasi dengan sejumlah asosiasi pengembang perumahan.
"Masih bahas dengan asosiasi pengembang terkait bundling, ada Asosiasi Pengembang Perumahan Indonesia (Asperin), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Asosiasi Real Estate Indonesia (REI)," jelas Bob.
Baca Juga: Spekulan pilih batubara dan minyak, harga gas alam diprediksi akan sulit naik
Bob mengungkapkan secara rerata daya yang dibutuhkan untuk kompor induksi satu tungku berkisar 800 Watt sampai 1.000 Watt.
Untuk itu, ia memastikan PLN berharap pemanfaatan kompor induksi pun nanti bisa dirasakan masyarakat dengan daya listrik 1.300 VA ke atas. "Perumahan subsidi yang dengan daya 1.300 VA masih memungkinkan dengan manajemen pemakaian daya," jelas Bob.
Sementara itu, pemanfaatan kompor induksi juga merupakan salah satu upaya yang tengah dikaji Kementerian ESDM. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan implementasi kompor induksi diharapkan mampu mendorong konsumsi listrik yang saat ini juga masih surplus.
Arifin Tasrif mengatakan dengan kehadiran proyek 35 GW beberapa tahun mendatang maka ada potensi kelebihan pasokan terlebih melihat kondisi serapan listrik yang justru menurun.
Selain opsi ekspor listrik ke negara tetangga, Kementerian ESDM memetakan sejumlah strategi lain. "Kita juga dorong kendaraan listrik dan kompor listrik sehingga konsumsi bertambah. Program ini masuk target bauran kita dan akan dimasukkan ke RUPTL PLN yang tengah disusun," jelas Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1).
Baca Juga: Di tahun ini, gas alam disebut punya fundamental yang lebih baik dari tahun 2020
Di sisi lain, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan pihaknya telah melakukan kajian dan pendataan terkait penggunaan kompor listrik di masyarakat.
Kajian ini meliputi dampak penggunaan kompor terhadap sistem kelistrikan pelanggan, tagihan hingga harga peralatan dapur. "Kita sudah ada data dan obrolkan juga dengan akademisi, hambatan itu kita carikan jalan," jelas Rida.
Ia melanjutkan, skema konversi pun tengah dikaji seperti yang dilakukan saat konversi minyak tanah ke LPG. Ia menjelaskan, dalam konversi kala itu, masyarakat menerima paket perdana berupa satu tabung LPG dan kompor.
Ia memastikan konsep serupa tengah dipersiapkan demi mendorong pemanfaatan kompor listrik secara masif. "Kompor LPG kan subsidi, meskipun banyak (ada) yang tidak tepat sasaran. Kalau bisa konversi ke kompor induksi maka bisa kurangi belanja negara," pungkas Rida.
Selanjutnya: Gandeng BRI, PLN kerjasama sediakan layanan electrifying agriculture
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News