Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -KUTAI KARTANEGARA. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menambah tanaman baru seluas 2.000 hektar di dalam areal Izin Usaha Perkebunan (IUP) yang telah dimiliki oleh PT Jaya Mandiri Sukses (JMS) dan PT Suryabumi Tunggal Perkasa (STP), entitas anak BWPT, untuk tahap pertama dan akan menjadi 4.000 hektar pada tahun berikutnya. Penanaman baru ini untuk mendorong pertumbuhan produksi di tahun-tahun mendatang.
Rizka Dewi, Sekretaris Perusahaan PT Eagle High Plantations Tbk mengungkapkan bahwa penanaman baru ini sudah mendapatkan semua perizinan yang diperlukan. Ini sejalan dengan pembelian benih sawit yang dilakukan Perusahaan untuk kemudian dilakukan pembibitan di lahan seluas 34 hektare.
“Untuk penanaman baru, perlu ada benih kecambah yang dibeli. Maka perizinan pengadaan benih dan perizinan lain yang menjadi syarat selalu sejalan. Kami sudah memiliki perizinan tersebut,” ungkap Rizka, dalam kunjungan ke perkebunan kelapa sawit PT Jaya Mandiri Sukses, Jumat (17/10).
Rizka juga menjelaskan bahwa penanaman baru di lahan IUP Perusahaan ini, telah dilakukan sejak bulan Juli 2024 dan akan selesai pada Desember 2024. Dengan adanya penanaman baru ini, otomatis Perusahaan akan menambah pekerja kebun dikemudian hari.
“Kami telah menanam di lahan 2.000 hektar untuk tahap pertama, dan kemudian bertahap sampai 4.000 hektar. Bibit yang akan ditanam berusia sekitar 10 sampai 12 bulan,” kata dia.
Ia mengungkapkan bahwa Perusahaan terus melakukan pertumbuhan yang signifikan dengan terus menambah produksi tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) sesuai target double digit yang selama ini diyakini dapat tercapai dan dipertahankan. Pada tahun ini, Perusahaan menargetkan produksi TBS sekitar 23 ton per hektar dan produksi CPO sebesar 5,5 ton per hektar. “Kami yakin kinerja di kuartal III-2024 ini akan baik,” terang dia.
Ronny Gandey Group Head Estate Operations PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menjelaskan bahwa penanaman baru ini sudah memakai kombinasi antara metode mekanisasi dan manual untuk dapat mempercepat penanaman pohon sawit.
Ronny mengatakan, untuk ongkos land clearing saat ini bisa mencapai Rp 12 juta per hektar, sesuai dengan kondisi vegetasi setempat dan sesuai syarat sustainability. Penanaman baru seluas total 4.000 hektar ini juga nantinya akan disinergikan dengan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ekstension yang saat ini prosesnya sudah dilakukan.
Sebab dengan penanaman baru, otomatis produksi akan meningkat sehingga diperlukan PKS tambahan untuk bisa menampung produksi tersebut. Sementara kapasitas olah PKS eksisting Bangkirai Mill hanya 60 ton TBS per jam, sehingga perlu ditambah.
“Pembangunan PKS ekstension ini karena utilisasi PKS eksisting sudah mencapai 85% dan adanya penanaman baru. Investasinya sekitar Rp 120 miliar dan akan memakai mesin-mesin yang efisien," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News