kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

DPR desak kepastian kelanjutan proyek Masela


Minggu, 02 Agustus 2020 / 22:35 WIB
DPR desak kepastian kelanjutan proyek Masela
ILUSTRASI. Peta blok Masela


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendesak kepastian kelanjutan proyek Masela kendati proses divestasi hak partisipasi 35% Royal Dutch Shell masih berlangsung.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan pihaknya memperkirakan proses divestasi tak akan mudah dilakukan pasalnya akan memakan waktu panjang.

"Perlu uji tuntas yang panjang dan nilainya tidak kecil," kata Eddy kepada Kontan.co.id, Rabu malam (29/7).

Ia menambahkan, Komisi VII juga telah menyampaikan kepada SKK Migas agar proses pengembangan Blok masela tetap berjalan kendati saat ini diskusi divestasi masih berlanjut.

Baca Juga: Soal lahan Blok Masela, SKK Migas fokus rampungkan analisis dampak lingkungan

Untuk itu pihaknya juga telah meminta komitmen Inpex Corporation selaku operator agar memastikan nasib proyek dengan nilai investasi yang mencapai sekitar US$ 20 miliar ini.

Senada, Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengungkapkan kepastian kelanjutan proyek masela menjadi fokus saat ini.

"Jangan sampai digantung-gantung dan berakhir tak pasti," ungkap Kardaya, Rabu (29/7).

Ia menegaskan, langkah mencari pengganti Shell juga bukan perkara mudah, selain nilai proyek yang tergolong besar, proyek ini juga merupakan proyek onshore sehingga mempengaruhi pertimbangan para calon investor.

"Kita juga minta kepastian dari Inpex jika tidak menemukan mitra yang mumpuni apa akan tetap lanjutkan atau tidak. kalau tidak bisa terbengkalai," terang Kardaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×