Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan menaikkan pendapatan petani kecil di Indonesia masih belum maksimal. Pekerjaan terkait pertanian lebih banyak manual ketimbang memanfaatkan teknologi maju.
Salah satu implementasi teknologi adalah menggunakan drone sebagai sarana untuk penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama tanaman. Teknologi penyemprotan dengan drone menjadi sangat biasa.
Tapi, teknologi sepert ini sangat jarang terlihat di Indonesia. Padahal di negara negara Asia Tenggara lainn pemanfaatan drone untuk pertanian atau perkebunan sudah lazim digunakan. Terutama sekali di Thailand yang paling agresif memanfaatkan teknologi ini. Sedangkan Indonesia paling belakangan memanfaatkan teknologi ini.
Ezria Adyas, seorang ahli ketahanan pangan dan gizi dari PT Halo Indah Permai atau Halo Robotics mengatakan, teknologi ini semakin marak sekaligus aman digunakan oleh semua kalangan petani. "Bahkan petani kecil sekalipun,” ujar Ezria, dalam keterangannya, Jumat (11/10).
Penyerapan pemakaian teknologi drone di Indonesia masih 5% dari total pendapatan yang berasal dari lahan pertanian dan kehutanan. Padahal ada peluang besar di balik pemanfaatan teknologi ini, sehingga kecanggihan ini harus segera diterapkan di Indonesia. Para petani kecil tidak perlu berinvestasi dengan memiliki pesawat atau hal lain terkait drone. Sejumlah kelompok tani bisa menyewa dengan harga terjangkau.
Dengan operasi yang relatif menghemat tenaga dan waktu, lahan pertanian dan perkebunan bisa tetap dipantau. Selain menghemat biaya dan waktu, teknologi ini juga menghemat tenaga. Penyiraman dan penyemprotan hama dengan drone bisa mencakup lahan satu hektare (ha) dengan waktu kurang dari 1 jam. Kebalikannya dengan tenaga manusia membutuhkan dua hari kerja pada manusia untuk lahan yang sama luasnya. Penghematan paling tidak Rp 100.000 setiap hektare.
Baca Juga: Solusi Teknologi yang Tepat Guna Dalam Bertani
Penghematan air juga bisa sampai 90%. Apalagi pada saat musim kemarau panjang. Penyiraman tetap maksimal tanpa ada air yang terbuang percuma. Sementara penyemprotan pupuk dengan drone juga mengurangi bahaya petani terpapar bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Untuk membantu petani sekala kecil dan juga skala besar, Halo Robotics menawarkan dua bisnis model berbasis teknologi. Pertama, penjualan langsung drone dan teknologinya ke pengusaha di daerah-daerah pedesaan. Pengusaha bisa menyewakan jasa drone pada petani-petani di wilayahnya. Wilayah pedesaan merupakan kawasan potensial untuk usaha menyewakan teknologi penyiraman dan penyemprotan dengan drone.
Model bisnis yang kedua lebih memberikan jasa penyiraman dan penyemprotan hama kepada petani secara langsung. Dalam model yang kedua ini, Halo Robotic menyerahkan pengelolaan jasa drone kepada Hasana Agro dan Nusa Indonesia. Peran Halo Robotics disini adalah sebagai penyedia teknologi dan dukungan teknis kepada kedua mitra tersebut.
Masa depan pertanian Indonesia memberikan banyak peluang yang luar biasa. Dalam lebih 20 tahun terakhir, sektor pertanian sudah berevolusi dari metode pertanian konvensional menuju ke metode pertanian yang pelan tapi pasti menuju ke teknologi canggih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News