Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada industri makanan. Salah satunya adalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), produsen roti dengan merek Sari Roti.
Menyikapi kenaikan harga BBM, produsen roti ini berniat untuk menaikan harga jual untuk mengantisipasi kenaikan biaya produksi.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasional ROTI, Yusuf Hady di Jakarta, Selasa (20/3). Yusuf hadi bilang, akan menaikkan harga jual produk pada kisaran 8% sampai 10% jika BBM naik pada 1 April mendatang.
"Karena BBM naik, bahan baku naik, dolar naik,” kata Yusuf. Ia berharap, kenaikan harga itu tidak menurunkan penjualannya. Beruntung kata Yusuf, saat ini sudah ada kenaikan upah minimum regional (UMR) sebesar 23%.
Selain menaikkan harga, perusahaan juga melakukan efisiensi dengan mengurangi waste alias roti tak terpakai karena kadaluarsa. Yusuf bilang, pengurangan jumlah ini dilakukan dengan melatih personel melakukan forecasting atau memproyeksi kebutuhan penyaluran roti di setiap tempat.
Tahun 2011 lalu, Yusuf mencatat buangan roti kadaluarsa mencapai 12% sampai 13% dari produksi perusahaan yang mencapai 1,8 juta roti per hari. Tahun ini, mereka menargetkan waste bisa ditekan menjadi 9% dari produksi perusahaan 2,2 juta roti per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News