Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pembangunan dua kilang minyak di Balongan, Jawa Barat dan Tuban, Jawa Timur terancam molor karena insentif dari pemerintah tak kunjung turun.
Rencananya, pembangunan proyek dimulai 2015 dan akan beroperasi 2018. Namun, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo, jadwalnya bisa molor apabila insentif tidak bisa diputuskan tahun ini.
"Kalau target kami, di 2015 sudah bisa mulai pembangunan. Berarti studinya dan segala macam sudah beres, tetapi masalahnya insentifnya belum beres," ujar Evita menjawab wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/5).
Evita mengatakan insentif yang diberikan pemerintah untuk membangun dua itu sama dan tidak ada perbedaan. Catatan saja, kilang Balongan pengembangan kilang yang saat beroperasi dengan kapasitas pengolahan minyak 125.000 barel per hari.
Rencananya, kilang Balongan akan melakukan pengembangan atau disebut kilang Balongan II akan bisa mengolah minyak mentah sebanyak 300.000 barel minyak mentah per hari.
Dalam membangun kilang itu, Pertamina menggandeng Kuwait Petroleum Corporation (KPC) sebagai mitra pembangunan kilang Balongan II ini.
Insentif yang diterima perusahaan asal ini berupa; pembebasan bea masuk seperti bea masuk peralatan, barang, dan katalis. Insentif yang sudah diberikan pemerintah berupa pembebebasan PPh badan selama lima tahun seperti diatur dalam PP No 62 tahun 2008.
"Saya tidak hafal apa saja (insentif) harus dicek dulu. tapi intinya masih kurang. yang kurang itu, kita belum bisa memberikan 100% yang diminta oleh Kuwait,"ujar Evita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News