Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) turut berkomitmen mengembangkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia, baik dari sisi hulu maupun hilir.
Sebagai informasi, PLN tergabung bersama beberapa BUMN lain seperti Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan PT Pertamina (Persero) untuk membentuk holding Indonesia Battery. Nantinya, holding tersebut akan menggandeng mitra dan mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV).
Sejauh ini, terdapat dua calon mitra yang sudah dijajaki Indonesia Battery Holding, yakni perusahaan asal China dan Korea Selatan. Holding ini akan merancang dua proyek yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan memenuhi rantai pasok industri domestik yang bernilai investasi sekitar US$ 12 miliar.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi menyampaikan, saat ini PLN sedang melaksanakan proses finalisasi kemitraan dan manajemen proyek strategis dalam pengembangan industri dan bisnis baterai kendaraan listrik terintegrasi.
Proses tersebut berlangsung melalui pembahasan secara internal maupun dengan BUMN lain yang tergabung dalam holding baterai kendaraan listrik. “PLN menjadi bagian strategis dalam proyek ini,” ujar dia, Jumat (18/12).
Baca Juga: Sindiran Erick Thohir: PLN harus melakukan perubahan mental dari segi pelayanan
Selain proyek tersebut, PLN juga sudah terlibat dalam pembangunan infrastruktur penunjang KBLBB. Sampai saat ini, PLN telah membangun 16 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 10 lokasi yang tersebar di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Surabaya. PLN pun menjadi pelopor infrastruktur SPKLU di Indonesia.
Agung menyebut, PLN sangat terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak untuk membangun SPKLU di masa mendatang, termasuk dengan sesama BUMN maupun produsen kendaraan listrik. Hal ini sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur dalam Permen ESDM No. 13 Tahun 2020 sekaligus bentuk dukungan terhadap pengembangan SPKLU dan kendaraan listrik dalam negeri.
“Kerja sama ini tentu diperlukan dalam upaya untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia,” ungkap dia.
Sebagai catatan, hingga tahun 2025 mendatang, pemerintah menargetkan kehadiran SPKLU sebanyak 2.400 titik di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembangunan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 10.000 titik pada tahun yang sama.
Selanjutnya: Sediakan listrik di Indonesia Timur, PLN dapat pinjaman US$ 910 juta dari ADB dan KfW
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News