kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,48   -1,25   -0.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek bisnis aksi demo 212


Jumat, 02 Desember 2016 / 21:49 WIB
Efek bisnis aksi demo 212


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA.  Sejumlah pebisnis wisata dan transportasi mengaku tidak mengalami pengaruh selama persiapan aksi damai 212 hingga dihari pelaksanaannya.  

Ambil contoh PT Panorama Sentrawisata. Biro perjalanan ini memang mengakui bahwa di periode November hingga Desember ini terjadi lonjakan  pelancong yang berpelesir. Tapi kondisi tersebut terjadi lantaran periode tersebut sudah masuk high season yakni liburan akhir tahun.  "Di periode tersebut memang selalu terjadi peningkatan pelancong," kata Christine Lie, Manajer Humas Panorama Sentrawisata kepada KONTAN, Kamis (1/12) tanpa merinci besarannya.

Menurutnya, aksi 212 tersebut sama dengan aksi 411. Yakni cuma berlangsung satu hari. Alhasil, aksi demo yang bertujuan ingin memenjarakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait dugaan penistaan agama tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap kenaikan maupun penurunan jumlah konsumen yang ingin bepergian, terutama pelancong lokal.

Malah, katanya, tatkala terjadi bom Thamrin di pertengahan tahun ini, efeknya pun juga tidak terlalu kentara.  

Begitu pula dengan maskapai Garuda Indonesia. Menurut Benny S. Butarbutar Vice Presiden Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk, sejauh ini belum ada lonjakan penumpang. "Sejauh ini masih normal-normal saja," katanya ke KONTAN.

Kondisi berbeda justru terjadi di bisnis transportasi darat. Menurut Priyono, Direktur Utama Perusahaan Otobus (PO) Handoyo, pihaknya menerima permintaan carteran bus ke Jakarta dari pendemo. Tapi, permintaan tersebut terpaksa tidak ia lanjutkan. "Kalau carter banyak yang pesan, tapi kami harus hati-hati," tuturnya.

Lantaran tidak mengambil carteran untuk aksi tersebut, Priyono pun lebih memilih mengoperasikan armada bus seperti biasanya. Tapi berdasarkan pengalaman aksi 411, pada periode tersebut okupansi bus yang biasanya mencapai 70% berkurang tinggal 40% membuat ia memilih mengurangi jumlah armada bus yang menuju Jakarta pada saat demo 212.

Biasanya, jumlah armada ke dan dari Jakarta ada 10 sampai 15 bus. Manajemen Handoyo langsung mengurangi setengahnya. Malah, kata Priyono, tingkat okupansi rata-rata armada Handoyo dari dan ke Jakarta sudah berkurang beberapa hari ini.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×