CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.783   36,00   0,21%
  • IDX 8.402   -15,26   -0,18%
  • KOMPAS100 1.164   -1,53   -0,13%
  • LQ45 848   -2,06   -0,24%
  • ISSI 293   -0,62   -0,21%
  • IDX30 442   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 513   -1,02   -0,20%
  • IDX80 131   -0,38   -0,29%
  • IDXV30 136   -0,63   -0,46%
  • IDXQ30 142   -0,14   -0,10%

Ekonom: I-EAEU-FTA Paling Potensial Bawa Untung untuk Indonesia


Jumat, 26 September 2025 / 16:53 WIB
Ekonom: I-EAEU-FTA Paling Potensial Bawa Untung untuk Indonesia
ILUSTRASI. Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Member of the Board-Minister in Charge of Trade of the Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev di Jakarta, Kamis (29/5/2025). 


Reporter: Kendra Bagaskara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, upaya pemerintah menjajaki kerja sama perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan sejumlah negara maupun blok ekonomi harus dimanfaatkan secara optimal agar memberi manfaat nyata bagi perekonomian nasional.

“FTA dengan negara lain tentunya sebuah kesempatan besar. Yang terpenting kita bisa memanfaatkannya dengan memastikan produk kita berdaya saing sehingga mampu menembus pasar global. Jika tidak, justru produk mereka yang akan membanjiri pasar kita,” kata Wijayanto, Jumat (26/9/2025).

Baca Juga: Indonesia-GCC Pasang Target Rampungkan Perundingan FTA pada Akhir 2025

Menurutnya, setiap FTA memiliki potensi dan tantangan berbeda. Terkait perjanjian tarif timbal balik (reciprocal tariff agreement) dengan Amerika Serikat (AS), ia menilai kesepakatan tersebut lebih banyak menguntungkan AS.

Sebagai contoh, kewajiban Garuda Indonesia membeli pesawat dari AS meski perusahaan penerbangan pelat merah itu terus merugi. “Namun, paling tidak posisi kita relatif setara atau lebih baik dibandingkan negara lain yang menjadi pesaing,” jelasnya.

Sementara itu, peluang lebih besar disebut datang dari kerja sama dengan Eurasian Economic Union (EAEU). Indonesia berpotensi memperoleh akses energi murah sekaligus meningkatkan ekspor.

“Dari tiga peluang kerja sama, I-EAEU-FTA merupakan yang paling berpotensi menguntungkan,” tegasnya.

Baca Juga: Perundingan Perjanjian Dagang I-EU CEPA dan I-EAEU FTA Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Adapun untuk kerja sama dengan Tunisia, nilai perdagangan dinilai masih relatif kecil. “Ada potensi, meskipun tidak terlalu signifikan,” ujarnya.

Secara umum, sektor yang paling berpeluang ditingkatkan melalui berbagai FTA antara lain ekspor CPO, produk perkebunan seperti kopi dan karet, tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, elektronik, serta peralatan listrik.

Wijayanto menegaskan, manfaat dari setiap perjanjian tetap bergantung pada kemampuan Indonesia meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×