kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Menilai Bisnis Ritel Asing Masih Menjanjikan, Ini Pendorongnya


Minggu, 27 November 2022 / 20:03 WIB
Ekonom Menilai Bisnis Ritel Asing Masih Menjanjikan, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Prospek bisnis ritel baik pusat perbelanjaan hingga fesyen masih memiliki potensi yang bagus di Indonesia


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai prospek bisnis ritel baik pusat perbelanjaan hingga fesyen masih memiliki potensi yang bagus di Indonesia. Bahkan, ritel asing pun masih solid untuk tumbuh di Indonesia. 

Dia menambahkan saat ini memang prospek ritel banyak terpengaruh adanya efek kenaikan inflasi dan suku bunga. 

“Di satu sisi ada pemulihan mobilitas masyarakat, tapi sifatnya sekedar rekreasional. Misalnya jalan ke pusat perbelanjaan atau grosir hanya window shopping,” jelas Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/11). 

Baca Juga: IKEA Laporkan Laba Operasi Tahunan Naik 9%

Menurutnya, persaingan ritel justru semakin mengerucut ke pemain minimarket. Lantaran, pemain-pemain ritel tersebut gencar lakukan ekspansi ke lokasi pemukiman. 

“Dengan naiknya biaya transportasi, konsumen lebih memilih belanja di minimarket dibanding grosir besar,” katanya. 

Namun untuk ritel fesyen dan furnitur, Bhima melihat potensinya masih cukup bagus berkembang di Indonesia. Misal, IKEA, HnM, Uniqlo hingga Matahari Departement Store. 

“Furniture tergantung dari penjualan perumahan, prospeknya akan rebound karena pengeluaran menengah atas untuk belanja perumahan dan peralatan rumah tangga mulai terealisasi paska pandemi,” ungkapnya. 

Sedangkan ritel fashion asing menurutnya dengan menyasar segmen menengah atas, prospek bisnisnya akan jauh lebih solid dibanding sasaran menengah bawah.

Baca Juga: UNIQLO Luncurkan Koleksi Terbaru Flannel Fall/Winter 2022 dengan Konsep GengFlannel

“Pemain ritel hanya perlu memberikan banyak promo dan diskon, varian produk baru yang lebih terjangkau dengan kondisi daya beli masyarakat,” jelasnya. 

Sementara untuk ritel pusat perbelanjaan, Bhima masih melihat potensi yang menjanjikan. Asal, pemain mulai bergeser ke Kota Tier 3, yakni daerah-daerah ibu kota di luar jabodetabek. 

“Kalau jabodetabek atau kota Tier 1 sudah hampir jenuh,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×