kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekosistem kendaraan listrik masih bolong, Erick Thohir ajak swasta bergabung


Senin, 13 Desember 2021 / 17:34 WIB
Ekosistem kendaraan listrik masih bolong, Erick Thohir ajak swasta bergabung
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir mengajak swasta bergabung untuk mengisi ekosistem kendaraan listrik yang masih bolong.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui hilirisasi ekosistem kendaraan listrik sampai saat ini belum berjalan optimal. Ia menilai masih banyak tahapan hilirisasi yang "bolong" dan belum bisa dilakukan di Indonesia.

Ini berdampak pada ekspor raw material yang masih tinggi. Lebih jauh, Indonesia akhirnya harus mengimpor kembali produk jadi yang bahan bakunya sebenarnya berasal dari dalam negeri. 

"Karena itu kita mengisi kekosongan itu dengan membikin Indonesia Battery Corporation (IBC). Kita paksa Korea dan China untuk berpartner supaya jangan hanya ngambil nikelnya, harus bikin pabrik disini," kata Erick dalam  orasi ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember dikutip dari YouTube ITS, dikutip Senin (13/12).

Baca Juga: IBC akan akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman, Aneka Tambang (ANTM) tunggu kajian

Erick menyebut, dengan langkah ini maka ada kesempatan untuk membuka lapangan kerja dan secara perlahan ada proses transfer pengetahuan yang diperoleh.

Menurutnya, pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini pun juga memberikan kesempatan baik untuk swasta maupun BUMN.

"Jadi saya sangat membuka kerjasama ini dengan bnyak pihak, karena apa? ekosistemnya bolong, ekosistemnya masih bolong dan ini baru diisi, dan percayalah kita gak memonopoli karena itu tetap beri kesempatan swasta mengisi," kata Erick.

Baca Juga: Baterai kendaraan listrik bisa menjadi sektor unggulan Aneka Tambang (ANTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×