kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekosistem properti kembali pulih, pengamat nilai kenaikan harga rumah 5% normal


Senin, 26 April 2021 / 18:47 WIB
Ekosistem properti kembali pulih, pengamat nilai kenaikan harga rumah 5% normal
ILUSTRASI. harga rumah mulai merangkak naik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Pasar dari kelas menengah ke bawah juga menunjukkan serapan yang stabil, dengan rentang harga di bawah Rp 500 juta. Sedangkan untuk kelas menengah ke atas juga memiliki serapan yang baik, khususnya di penjualan produk baru oleh developer ternama dengan lokasi yang relatif diminati. Area Serpong hingga ke Cikupa, juga area Sentul dan Depok dengan kisaran harga Rp 800 juta hingga Rp 2 miliar.

Alhasil, hunian tapak sampai saat ini masih memiliki konsumen end user yang cukup banyak, sehingga kebutuhan rumah relatif tetap tinggi. 

"Sehingga baik end user maupun investor masih tetap mencari peluang di sektor perumahan tapak yang menyebabkan permintaan cenderung stabil. Sementara dengan ketidakpastian ekonomi global, investasi di sektor lain lebih memiliki risiko terlebih karena Covid-19 yang belum terkendali," terang Dani.

Kebijakan pemerintah terkait suku bunga, fleksibilitas dalam DP KPR, hingga subsidi PPN untuk rumah siap huni (ready stock) juga turut membantu percepatan pemulihan dan kenaikan sektor properti. Subsidi PPN juga menjadi rangsangan untuk konsumen melakukan pencarian produk properti yang sesuai dengan kebutuhannya.

Meski begitu, tidak semua pengembang besar memiliki rumah ready stock karena sistem penjualan selama ini banyak menggunakan skema indent. Insentif ini dimanfaatkan oleh pengembangan yang memiliki rumah ready stock atau pengembangan kelas middle to low yang dapat mengembangkan rumahnya dalam waktu relatif cepat atau kurang dari 6 bulan.

Mengenai kenaikan harga, Dani menilai bahwa pada umumnya akan dilakukan secara bertahap, misalnya per tiga bulan atau per enam bulan. Maupun jika rumah terjual sesuai target. Yang pasti, Dani menegaskan insentif PPN tetap lebih tinggi dibandingkan kenaikan yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) dijagokan di sektor lahan industri

"Sehingga adanya insentif ini dirasakan menguntungkan konsumen dan menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan transaksi di perumahan. Peningkatan harga rumah secara rata-rata di kisaran 5% per tahun relatif normal untuk kondisi saat ini," pungkas Dani.

Lebih lanjut, Senior Associate Director-Capital Market Colliers Internasional Aldi Garibaldi melihat, pola kenaikan harga rumah tapak tak hanya terjadi di Indonesia. Melainkan di negara lain, seperti di Amerika Serikat dan Australia. 

Namun dia menekankan kenaikan tersebut tidak terjadi pada semua produk properti. Pasar untuk rumah landed housing di dalam kawasan perencanaan memang mengalami peningkatan. Sebaliknya untuk produk urban seperti apartemen, perkantoran, mall dan hotel masih tergolong lesu.

"Banyak orang yang memilih untuk pindah ke pinggir kota karena mereka menjanjikan kualitas hidup lebih baik daripada hunian padat di perkotaan. Daerah Tangerang, Bogor menjadi incaran," sebut Aldi.

Selanjutnya: Dafam Property (DFAM) optimis okupansi hotel tahun ini dapat mencapai 70%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×