kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Ekspansi ke Nigeria, Timah (TINS) kucurkan Rp 80 miliar untuk tahap awal


Senin, 08 Oktober 2018 / 16:35 WIB
Ekspansi ke Nigeria, Timah (TINS) kucurkan Rp 80 miliar untuk tahap awal
ILUSTRASI. Bongkar Muat Timah


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk terus mencari cadangan produksi. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan, pertumbuhan, dan ketahanan perusahaan. Tercatat, saat ini total cadangan aluvial emiten berkode saham TINS ini sebesar 377.549 ton atau masih bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan.

“Strategi peningkatan penguasaan sumber daya dan cadangan yang terukur, terbukti menjadi strategi utama yang berlanjut dan berkesinambungan,” kata Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Emil Ermindra kepada Kontan.co.id, Senin (8/10).

Dalam proses pencarian cadangan baru ini, TINS menjajaki dua negara yaitu Nigeria dan Myanmar. Emil bilang, semakin tipisnya cadangan bijih timah aluvial di darat serta semakin sulit dan mahalnya biaya pembebasan tanah mendorong TINS melakukan ekspansi sampai ke luar negeri.

Asal tahu saja, cadangan timah di Nigeria ini dapat mencapai 35.000 ton per tahun. “Kami membentuk tim, tim ini terdiri dari staff internal kami yang kompeten dan handal untuk bekerjasama dengan Topwide,” paparnya.

Ekspansi TINS ke Nigeria ini merupakan joint venture agreement dengan Topwide Venture Ltd. Pengembangan di Nigeria perusahaan juga akan mulai membangun smelter lebih dulu. “Bentuk kerja adalah JV dengan modal yang disepakati masing-masing 50%,” imbuhnya.

Dalam tahap awal ekspansi ini, Emil menjelaskan perusahaan belum menganggarkan investasi yang terlalu besar. Anggaran yang sudah tersedia baru Rp 80 miliar. “Itu untuk investasi smelter dan kebutuhan modal kerja perolehan bijih timahnya dengan membeli dari tambang yang sudah ada,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×