Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk melakukan penambangan darat maupun laut untuk wilayah produksi di Bangka Belitung. Sementara untuk penambangan di Kepulauan Riau atau unit produksi di Pulau Kundur, penambangan dari emiten berkode saham TINS ini 100% merupakan hasil penambangan laut.
“Dari pencapaian total volume produksi di Bangka, posisinya hampir tepat 50% dari hasil produksi unit tambang darat dan 50% dari unit tambang laut,” ujar Direktur Keuangan TINS, Emil Ermindra, Senin (8/10).
Meski begitu, Emil bilang, kini perusahaan memang lebih fokus dalam pengembangan produksi dari tambang laut ketimbang pengembangan tambang darat. Ada beberapa pertimbangan perusahaan tidak menjadikan unit tambang darat sebagai fokus pengembangan perusahaan.
Diantaranya, perusahaan ini melihat secara keekonomian dan keuangan HPP unit tambang laut lebih tinggi. “Selain itu, keberadaan sumber cadangan aluvial di darat sudah mulai menipis, sehingga kurang ekonomis. Untuk itu kami di darat memulai mengembangkan tambang primer,” imbuh Emil.
Kendala lain ialah pembebasan lahan tambang darat harganya semakin mahal. “Hal ini dikarenakan adanya masalah tumpang tindih antara IUP Timah dan perkebunan, masalah pergerakan anti tambang timah dari LSM yang mengatasnamakan kelestarian lingkungan hidup, masalah banyaknya praktik tambang ilegal, dan juga masalah persaingan yang tinggi karena banyaknya jumlah smelter di propinsi Babel,” paparnya.
Sementara produksi tambang laut, Emil menilai kendalanya relatif kecil ketimbang penambangan unit produksi darat. Yang tak kalah penting juga masih adanya cadangan aluvial yang cukup banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News