Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi listrik sektor industri China diproyeksi turun sebesar 1,5% atau setara 73 miliar kWh akibat wabah virus corona berpotensi menyeret perusahaan tambang batubara dalam negeri.
Namun, PT Bukit Asam Tbk mengaku, sejauh ini belum ada dampak signifikan pada pasar ekspor perusahaan pelat merah tersebut.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya Palapa menjelaskan, dampak penurunan konsumsi listrik di China minim karena jumlah ekspor perusahaan ke China juga tergolong mini lantaran hanya 5% dari total ekspor.
"Sedangkan ekspor kami sendiri hanya 35% dari total penjualan. Sementara ini realisasi penjualan ke China masih sesuai rencana," ujar Hadis kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).
Baca Juga: PTBA sukses produksi 29,19 juta ton batubara sepanjang tahun 2019
Nah, sebagai langkah antisipatif pihaknya berencana meningkatkan penjualan pada pasar domestik.
Tahun lalu, perusahaan dengan kode emiten PTBA ini berhasil mencatatkan kinerja operasional yang positif sepanjang 2019 lalu. Kala itu, PTBA mampu memproduksi 29,19 juta ton batubara atau tumbuh 20% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, hasil tersebut melebihi target awal produksi batubara PTBA di tahun lalu yakni sebesar 28,5 juta ton.
Bukit Asam membidik produksi batubara sebesar 30 juta ton sepanjang tahun ini. Untuk itu, PTBA berupaya memaksimalkan kemampuan operasional peralatan tambangnya agar target produksi batubara bisa tercapai.
Di samping itu, Hadis bilang, Bukit Asam juga berupaya memastikan batubara yang diproduksi bisa terserap secara maksimal di pasar, khususnya di pasar domestik. “Kami juga melakukan perluasan pasar ke konsumen end user,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News