Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Para eksportir minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengeluhkan penurunan ekspor CPO dari Indonesia ke Pakistan. Penyebabnya, Pakistan menerapkan tarif bea masuk (BM) lebih tinggi ketimbang tarif bagi CPO asal Malaysia.
Data GAPKI menunjukkan, volume ekspor CPO ke Pakistan selama 2008 cuma mencapai 402.000 ton. Bandingkan dengan ekspor di 2007 yang sebanyak 750.000 ton. Artinya, ekspor CPO ke Pakistan merosot hingga 46,4%.
Penurunan itu masih berlanjut di 2009. "Selama lima bulan pertama 2009, ekspor CPO kita ke Pakistan anjlok hingga 100.000 ton," kata Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan, Minggu (5/7).
Asal tahu saja, saat ini Pakistan menerapkan bea masuk sebesar 5% bagi CPO asal Malaysia. Sementara produk Indonesia kena bea masuk 10%.
Fadhil mendorong pemerintah segera menyelesaikan negosiasi kesepakatan perdagangan khusus alias Preferential Trade Agrement (PTA) dengan Pakistan untuk mendorong peningkatan volume ekspor CPO ke negara itu.
Sejatinya, Pemerintah Indonesia telah berulang kali berunding dengan Pakistan soal hal tersebut. Indonesia bahkan sudah setuju memberi keringanan be masuk bagi jeruk kino asal Pakistan. Tapi Pakistan belum juga memberi keringanan bea masuk untuk produk CPO asal Indonesia.
Kepala Bidang Pemasaran GAPKI Susanto bilang, jika PTA tak kunjung beres, volume ekspor CPO ke Pakistan bakal makin anjlok. "Pangsa pasar sawit Indonesia terus turun tiap tahun," keluhnya.
Departemen Perdagangan mengaku proses negosiasi PTA dengan Pakistan terus berlanjut. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menargetkan negosiasi kesepakatan PTA bisa rampung sebelum akhir tahun ini. "Negosiasi sudah menuju putaran akhir. Kami akan kejar terus agar bisa selesai tahun ini," ujarnya di sela kunjungan mendadak ke pasar tradisional Glodok, Sabtu lalu (4/7).
Berdasarkan data GAPKI, selama ini India tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar CPO Indonesia. Tahun 2008, volume ekspor CPO kita ke India mencapai 5,395 juta ton.
Uni Eropa jadi tujuan ekspor CPO terbesar kedua, dengan volume mencapai 2,876 juta ton. Selanjutnya adalah China (1,696 juta ton), Banglades (479.000 ton), Pakistan (402.000 ton), dan Amerika Serikat (156.000 ton).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News