Reporter: Nurmayanti |
JAKARTA. Sejak tahun lalu, Vietnam berhasil menyalip posisi ekspor Indonesia di pasar dunia. Negara yang juga menjadi anggota Asean bersama-sama Indonesia itu, berhasil membukukan ekspor lebih besar untuk produk garmen dan furniture.
Kondisi ini terjadi setelah Vietnam memperoleh fasilitas khusus dari Negara-negara maju, seperti penurunan bea masuk (BM). Seiring penetapan statusnya sebagai Negara baru berkembang. Serta kerjasama ekonomi yang dijalinnya bersama Negara-negara maju.
Nilai ekspor produk furniture Vietnam diketahui naik 40% menjadi US$ 3,8 miliar pada 2008 dibandingkan 2007. Sementara nilai ekspor Indonesia tercatat hanya US$ 2,65 miliar di 2008, naik dari tahun sebelumnya US$ 2,5 miliar. “Meski kita belum dapat angka pastinya hingga kini, tapi sepertinya mereka akan terus menggungguli kita di tahun ini,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, Senin (12/10).
Padahal, dua tahun lalu ekspor Vietnam masih terpaut di bawah Indonesia. Berdasarkan data, Indonesia masih menempati posisi keempat sebagai eksportir furniture dunia di 2007. Dan kala itu, Vietnam masih berada di bawahnya. Tapi, perubahan drastis terjadi di 2008, ekspor Vietnam menggungguli Indonesia dengan perbedaan nilai hingga US$ 1,15 miliar. Negara yang pernah dijajah Perancis ini, menggunguli ekspor furniture Indonesia terutama di pasar Amerika.
Selain fasilitas dari Negara-Negara maju berupa rendahnya BM, suksesnya Vietnam menggeser posisi Indonesia terpicu faktor lain. Seperti, harga bahan baku berupa kayu dan rotan yang lebih murah. Perbedaan harga lebih murah itu berkisar hingga 20%. Alhasil, biaya produksi industri furniture di Vietnam lebih rendah dari produk asal Indonesia.
Sementara di sektor industri garmen, tujuan ekspor Indonesia yang digeser Vietnam terutama di Negara-negara Uni Eropa (UE). “Posisi kita terus kalah dari Vietnam. Ya faktornya karena mereka dapat fasilitas khusus itu,” kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy.
Produsen sebenarnya menyayangkan penurunan ini mengingat Uni Eropa merupakan tujuan ekspor unggulan kedua Indonesia di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Dari catatan API, dalam dua tahun belakangan ini Vietnam menduduki peringkat kedua sebagai eksportir garmen di pasar dunia. Sedangkan Indonesia hanya menempati urutan keenam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News