Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk mencatatkan penjualan bersih per kuartal III-2017 sebesar Rp 1,09 triliun. Angka ini naik 59,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 686,2 miliar.
Lie Sukiantono Budinarta, Direktur Keuangan Prasidha Aneka Niaga menjelaskan, kinerja Prasidha sepanjang tahun ini sebagian besar disumbang penjualan karet remah. Perusahaan ini memasok produk itu ke pabrik produsen ban seperti Michelin.
Menurutnya, peningkatan penjualan karet remah terjadi lantaran tidak ada lagi pembatasan ekspor seperti yang terjadi pada tahun 2016. "Kondisi itu kami manfaatkan sehingga kuantitas penjualan ekspor karet remah meningkat sebesar 41,17% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya," ujar Sukiantono dalam acara paparan publik di Jakarta, Jumat (17/11).
Dari sisi kuantitas, perseroan menargetkan penjualan karet remah sampai akhir tahun nanti mencapai 42.000 ton. Dari target tersebut, hingga September 2017 perusahaan hasil bumi ini sudah merealisasikan penjualan hingga 32.906 ton karet remah.
Kenaikkan tersebut juga diikuti oleh kenaikan nilai penjualan sebesar 90,2% menjadi Rp 772,5 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 405,9 miliar.
Penjualan karet remah yang meningkat ternyata belum diikuti oleh kenaikan penjualan kopi. Sepanjang 2017, Prasidha semula menargetkan penjualan biji kopi sebanyak 1.337 ton. Hingga September 2017, perseroan ini cuma merealisasikan 100 ton saja, lantaran harga sedang murah.
Sukiantono menyebut, sepanjang tahun ini harga biji kopi yang murah berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. "Jadi margin kami menipis," kata Sukianto. Turunnya penjualan biji kopi tidak lantas diikuti oleh penurunan kopi olahan. Perseroan masih optimistis, penjualan kopi olahan sampai akhir tahun bisa 4.200 ton.
Hingga kuartal III ini, Prasidha sudah mencatatkan volume penjualan 3.490 ton dengan nilai Rp 321,5 miliar atau tumbuh 20,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 266,9 miliar.
Sukiantono menyebut, pada tahun 2018, perseroan ini menargetkan total penjualan mencapai Rp 1,5 triliun. Dari target tersebut, nilai penjualan biji kopi ditargetkan bakal mencapai Rp 28,2 miliar, sementara karet remah dan kopi olahan masing-masing ditargetkan Rp 1,1 triliun dan
Rp 399 miliar.
Upayanya mencapai target itu adalah dengan menambah pasar ekspor baru. Apalagi, pemerintah akan berbarter komoditas karet dengan pesawat Sukhoi Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News