Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Peluang menggenjot ekspor makanan ke China masih terbuka. Sebut saja untuk coklat bubuk. Meski nilai ekspornya melejit, tapi sebetulnya ekspornya ke China masih terbilang kecil.
"Konsumsi coklat di China masih rendah," ujar Ketua Umum Asoasiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman. Kebutuhan coklat bubuk di China per tahun 50.000 ton, dan sekitar 7.000 ton diimpor dari Indonesia.
Selain makanan, Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Eddy Putra Irawady mengatakan, kita berpeluang mengeskpor komponen elektronik dan peralatan rumah tangga.
Selama ini pasar produk alat rumah tangga di China dikuasai Thailand. "Sedangkan untuk komponen elektronik, selama ini China banyak impor dari Malaysia," jelasnya.
Nilai ekspor bubuk coklat (cocoa powder) selama Januari-April 2010 lalu mencapai US$ 4,62 juta, naik 289,17% ketimbang periode sama tahun lalu. Pada periode sama, nilai ekspor biskuit dari Indonesia ke China juga melejit 220,41% menjadi US$ 3,22 juta. Sementara nilai ekspor produk olahan kelapa naik 21,54% menjadi US$ 330.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News