Reporter: Gloria Haraito | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Budaya masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi obat-obatan tradisional mendorong bisnis obat tradisional China tumbuh pesat. Salah satunya yakni merek Cap Kaki Tiga, produksi perusahaan Singapura, Wen Ken Drug Co Ltd.
Direktur Wen Ken Fu Siang Jeen mengatakan, di Indonesia produk Cap Kaki Tiga memimpin pasar larutan penyegar. "Pasar Indonesia sangat berarti bagi kami, merupakan kontributor terbesar," ujar Siang Jeen kepada KONTAN. Sayang, ia enggan membocorkan nilai penjualan Cap Kaki Tiga di Indonesia. Maklum, produksi dan pemasaran produk tersebut di Indonesia dilakukan oleh PT Sinde Budi Sentosa.
Karakter budaya masyarakat Asia Tenggara yang juga gemar mengkonsumsi makanan tradisional membuat Cap Kaki Tiga mengambil pangsa pasar besar di negara tetangga. Di Malaysia dan Singapura, larutan Cap Kaki Tiga menguasai pangsa pasar 80% hingga 90%.
"Rahasia di balik kandungan larutan penyegar Cap Kaki Tiga adalah resep jamu turun-temurun milik keluarga Wen Ken," ujar Siang Jeen. Produk Cap Kaki Tiga dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat dengan harga terjangkau. Sejak awal berdiri tahun 1937 hingga sekarang, larutan penyegar Cap Kaki Tiga hanya sedikit mengalami perubahan. Dengan demikian Siang Jeen memastikan bahwa khasian yang ditawarkan produk ini sama seperti jaman 73 tahun lampau.
Seiring perjalanan waktu, perusahaan berekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. Dalam berekspansi, Siang Jeen mengatakan, perusahaan selalu mengutamakan aturan yang berlaku di negara tersebut. "Bentuk label pada kemasan mengalami perubahan untuk memenuhi peraturan," terang Siang Jeen. Saban tahun, kapasitas manufaktur produk Cap Kaki Tiga pun kian ditingkatkan.
Sekadar tambahan saja, saat ini di Indonesia terdapat beberapa pemain lain di segmen larutan penyegar diantaranya Liang Teh, Adem Sari, dan Jess Cool.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News