Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Pelemahan rupiah justru memberi angin segar bagi industri mebel domestik. Pasalnya, daya beli konsumen ekspor justru terkerek.
Ketua Asosiasi Permebelan dan kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono bilang, pelemahan rupiah sedikit mendongkrak daya beli konsumen asing, salah satunya produk mebel lokal.
Peningkatan daya beli antara lain datang dari Amerika Serikat (AS). Maklum saja, AS adalah salah satu tujuan ekspor utama bagi produk mebel domestik. "Dampaknya positif untuk menggairahkan ekspor," katanya.
Ambar bilang pada semester II-2013 kinerja ekspor mebel bakal membaik. Sehingga sampai akhir tahun ekspor mebel diprediksi tumbuh 7% ketimbang tahun 2012. Pada semester I-2013 ekspor mebel tumbuh kurang dari 3%.
Dengan perkiraan ini, Ambar bilang, kinerja ekspor mebel hingga akhir 2013 bisa mencapai US$ 2,78 miliar.
Puncak kenaikan ekspor akan terjadi pada kuartal IV-2013. Alasannya, permintaan mebel biasanya naik menjelang Natal dan tahun baru.
Tapi, kondisi pasar ekspor yang lesu membuat produsen mebel PT Rovega Indonesia justru menggenjot penjualan domestik. Direktur Marketing Rovega Teddy Tjan bilang kondisi ekonomi global belum pulih dari krisis. Makanya, "Sementara permintaan domestik termasuk produk untuk menengah atas tumbuh lebih tinggi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News