Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan, ekspor semen Indonesia mengalami kenaikan tipis dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data Kemenperin, ada dua jenis produk semen yang hingga kini diekspor yaitu semen biasa dan klinker atau semen setengah jadi.
"Ekspor semen relatif stabil dari 2018 hingga 2023, antara 1,3 juta sampai 1,8 juta ton ekspor semen per-tahun," kata Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam Kemenperin Putu Nadi Astuti, dalam acara Press Briefing, Selasa (4/6).
Sedangkan untuk ekspor klinker, jumlah lebih besar. Di mana pada tahun 2018, ekspor klinker mencapai 4,8 juta ton. Lalu pada tahun 2021, menyentuh angka tertinggi hingga 10 juta ton dan di tahun 2023 berada pada angka 9,7 juta ton.
Kenaikan ekspor semen yang cenderung tipis terjadi karena kapasitas semen di beberapa negara juga mengalami oversuplay, sama seperti Indonesia.
Baca Juga: Pastikan IKN Berkelanjutan, Pemerintah Akan Pasok Green Cement dari Semen Indonesia
"Negara lain juga memiliki industri semen, memang ada beberapa negara yang mengalami over kapasitas untuk semen, termasuk Indonesia. Jadi dari sisi kualitas (semen Indonesia) menurut kami tidak ada masalah, cuma ya ini untuk semen sudah diproduksi juga di berbagai negara, dan negara lain juga alami over kapasitas," jelas Putu.
Kemudian berdasarkan negara tujuan ekspor, klinker sebagian besar diekspor ke negara seperti Bangladesh, Australia, Taiwan, Brunei, Fiji, hingga Malaysia.
Sedangkan semen diekspor ke negara yang saat ini tengah fokus melakukan pembangunan secara masif, seperti Timur Leste, Srilanka, Filipina, hingga Papua Nugini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News