kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor si bongkok September bisa naik 20%


Selasa, 04 September 2012 / 08:36 WIB
Ekspor si bongkok September bisa naik 20%
ILUSTRASI. Petugas menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien COVID-19 di ruang HCU RSPJ Ekstensi Asrama Haji, Jakarta, Senin (19/7/2021). Infeksi meroket, Indonesia negara dengan kasus mingguan COVID-19 tertinggi di dunia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Mulai September hingga Oktober, kinerja ekspor udang diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 15%-20% dibandingkan dengan rata-rata bulan biasa. Meningkatnya permintaan udang khususnya di Amerika Serikat karena Natal dan Tahun Baru menjadi sebab.

Saut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, peak season kinerja ekspor udang dari Indonesia berlangsung pada akhir tahun. "Bulan ini merupakan masa emas ekspor udang," kata Saut.

Menurutnya, bila rata-rata ekspor udang Indonesia mencapai US$ 108 juta per bulan, namun pada September hingga Oktober kinerja ekspor udang dapat meningkat 15%-20% menjadi sekitar US$ 129,6 juta.

Harga udang dalam sebulan ini juga sudah menunjukkan kenaikan harga, bila sebelum Lebaran harga udang vaname berada pada kisaran harga Rp 41.000 per kilogram (kg) hingga Rp 42.000 per kg, kini mulai merangkak naik menjadi Rp 54.000 per kg sampai Rp 57.000 per kg.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan bilang, mendekati akhir tahun seperti ini ekspor udang trennya mengalami keniakan. "Meski demikian kenaikan harga udang tidak akan terlalu drastis," kata Thomas.

Berdasarkan perhitungan Thomas, kenaikan harga udang diperkirakan mencapai 5%-10% dari harga ekspor saat ini yang masih berada dikisaran US$ 8,5 per kg. Bahkan, sebelum Lebaran lalu, harga udang ekspor hanya dihargai US$ 7,6 per kg. Thomas menambahkan, setidaknya ada dua faktor yang membuat harga udang terkerek naik.

Pertama, permasalahan produksi udang di India yang membuat permintaan udang asal Indonesia ikut meningkat. Kedua, terkontaminasinya udang asal vietnam yang mengandung anti biotik sehingga banyak pembeli udang yang mengambil pasokan dari Indonesia.

Apalagi kata Thomas, produsen udang negara-negara subtropis lain seperti Kanada, Meksiko sedang memasukinya musim dingin. Dengan demikian, produksi udang di negara-negara tersebut tidak terlalu banyak. "Makanya permintaan dari Indonesia meningkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×